Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah rakyat Suriah mendatangi resor musim pantai milik keluarga presiden yang terguling, Bashar Al Assad. Salah satunya adalah Bassel Soufi. Ia mengendarai sepedanya sejauh 40 kilometer dari kota barat laut Latakia pada hari Jumat untuk datang ke sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak Bashar Al Assad digulingkan dari jabatannya, banyak properti milik dia atau keluarganya telah dijarah dan dihancurkan oleh warga Suriah. Mereka ingin menghapus warisan keluarga Assad yang telah memerintah lebih dari 50 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, di antara resor musim panas itu terletak di Burj Islam. Kompleks tersebut memiliki vila putih dengan balkon yang menghadap ke Laut Tengah, pantai pribadi, beberapa taman, dan jalur pejalan kaki. Penjarahan pada Jumat membuat vila rusak parah.
Jendela-jendela pecah dan pecahan-pecahan kaca berserakan di lantai. Tak ada perabotan yang tersisa, sementara toilet, kamar mandi, lampu dan barang-barang lainnya semuanya rusak atau pecah.
"Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya merasa bebas hanya dengan datang ke sini," kata Soufi, 50 tahun. Ia tiba di sana menggunakan sepeda sambil memegang ponsel untuk memfilmkan pemandangan laut.
"Saya tidak percaya dengan apa yang saya lihat, mereka telah membangun sesuatu yang belum pernah kami lihat sebelumnya sepanjang hidup saya," kata mantan pebalap sepeda tim nasional Suriah itu. Ia menambahkan bahwa seluruh kompleks itu sekarang harus diperuntukkan bagi rakyat dan bukan untuk presiden berikutnya.
Setelah Assad digulingkan, penduduk setempat sebagian besar warga Turkmenistan Suriah yang terusir ke desa-desa terdekat selama pembangunan resor, memasuki daerah itu untuk pertama kalinya sejak keluarga Assad membangunnya 50 tahun yang lalu. "Semua yang dia lakukan dia lakukan dengan uang rakyat. Jika Anda melihat ke dalam vila itu, itu konyol," kata Sayit Bayirli, seorang pejuang dari Tentara Pembebasan Suriah asal Turkmenistan di kompleks itu. Dia mengatakan tanah tempat resor itu dibangun dulunya adalah kebun zaitun.
"Beberapa jam setelah Assad jatuh, kami datang. Kami tidak ingin pemandangan ini, tempat-tempat indah ini rusak," katanya. Ia menambahkan ingin melihat pemerintah baru menerapkan sistem di mana properti dikembalikan kepada mereka yang awalnya memilikinya.
Bayirli mengatakan Assad telah memindahkan barang-barang berharga miliknya dari vila tersebut melalui laut menggunakan perahu kecil. Anak-anak Assad juga disebut berada di kompleks tersebut pada musim panas tahun ini. "Itu adalah kegembiraan yang luar biasa, semua orang sangat gembira melihat tempat itu setelah bertahun-tahun," kata Bayirli.