Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Australia memperingatkan tentang akselerasi jumlah infeksi virus Corona, yang bisa membuat unit gawat darurat di negara itu kewalahan. Canberra mulai memberlakukan larangan menjaga jarak atau social distancing yang lebih ketat pada Rabu pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengumumkan tindakan pelarangan baru kegiatan operasional bisnis yang tidak esensial. Ini membuat Australia melakukan tindakan isolasi atau lockdown mirip dengan sejumlah negara di Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini adalah perubahan yang sulit, yang kami minta warga Australia lakukan,” kata Morrison lewat siaran televisi pada Selasa malam, 24 Maret 2020 seperti dilansir Reuters.
Pemerintah Australia memperketat jumlah orang yang boleh menghadiri acara pernikahan menjadi lima orang, yaitu kedua mempelai, dua saksi, dan satu tamu. Sedangkan jumlah orang yang menghadiri pemakaman adalah sepuluh orang.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. Sumber: Tracey Nearmy/Getty Images/aljazeera.com
Jumlah kasus infeksi virus Corona melonjak 2.250 orang. Gubernur negara bagian Victoria, Daniel Andrews, mengatakan jika jumlah orang yang mengantri di rumah sakit, dan kantor rumah layanan kesejahteraan meningkat maka bakal terjadi konsekuensi fatal.
“Sistem kesehatan kita akan kewalahan,” kata Andrews sambil mengingatkan orang tidak boleh mengantri di layanan unit gawat darurat.
Perdana Menteri Australia juga mengumumkan pembentukan satgas perusahaan. Satgas ini dipimpin oleh Nev Power, yang merupakan bekas CEO dari perusahaan tambang Fortescue. Satgas ini bertugas mengerahkan tenaga kerja dan peralatan serta melindungi jalur rantai pasokan kebutuhan publik.