Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kemlu Kecam Pembantaian Terbaru Israel ke Gaza

Kemlu mengecam pembantaian terbaru Israel ke Gaza.

19 Maret 2025 | 07.00 WIB

Kemlu Kecam Pembantaian Terbaru Israel ke Gaza
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengecam serangan terbaru Israel terhadap Gaza pada Selasa 18 Maret 2025. Serangan yang diluncurkan pada bulan Ramadan itu menewaskan setidaknya 232 warga sipil, termasuk anak-anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemlu menilai serangan ini menambah rangkaian provokasi Israel yang mengancam gencatan senjata. Selain itu, Kemlu menilai tindakan Israel itu mengganggu prospek negosiasi perdamaian menuju solusi dua negara atau two-state solution. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kemlu menegaskan bahwa Indonesia mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa (PBB) dan komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan serangan Israel. Kemlu turut menyerukan agar semua pihak memulihkan gencatan senjata demi mencegah lebih banyak korban sipil.

"Indonesia menegaskan kembali posisinya yang konsisten bahwa penghentian pendudukan ilegal Israel adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi di kawasan," tulis Kemlu dalam pernyataan resmi melalui platform X pada Selasa malam, 18 Maret 2025.

Militer Israel melanggar gencatan senjata secara sepihak pada Selasa, 18 Maret 2025 dengan memborbardir Gaza. Seperti dilansir Reuters dan Al Jazeera, petugas medis melaporkan sedikitnya 400 orang tewas dalam serangkaian serangan udara paling brutal sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari.

Seorang pejabat senior Hamas menuduh Israel secara sepihak membatalkan perjanjian gencatan senjata.

Tentara Israel tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang serangan itu, tetapi kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merilis pernyataan yang mengatakan militer telah diperintahkan untuk "mengambil tindakan tegas terhadap organisasi teroris Hamas."

"Ini menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakannya terhadap semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Presiden Amerika Serikat Steve Witkoff," klaim pernyataan itu.

"Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat."

Kekerasan yang meningkat terjadi di tengah ketidaksepakatan antara Israel dan Hamas tentang bagaimana mempertahankan gencatan senjata tiga fase yang dimulai pada Januari.

Mediator Arab, yang didukung oleh Amerika Serikat belum mampu menyatukan perbedaan antara dua pihak yang bertikai dalam pembicaraan yang diadakan selama dua minggu terakhir.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata pada 19 Januari, terhadap tiga tahap gencatan senjata. Israel dan Hamas telah terlibat dalam negosiasi yang dimediasi setelah Israel menolak untuk memasuki fase kedua perjanjian gencatan senjata, yang dimaksudkan untuk dimulai setelah fase pertama, yang berlangsung selama enam minggu.

Israel berkukuh ingin memperpanjang tahap pertama dengan pembebasan lebih banyak sandera, tetapi menolak meninggalkan Gaza seperti disyaratkan dalam gencatan senjata tahap kedua.

Sita Planasari ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus