MAGGIE -- nama kecilnya -- menjadi penghuni baru di 10, Downing
Street. Ratu Inggeris menunjuknya sebagai Perdana Menteri baru
setelah Partai Konservatif memenangkan pemilu secara meyakinkan
pekan lalu. Inilah pertama kali wanita memegang jabatan PM,
kepala pemerintahan, di Inggeris bahkan di Eropa. Di dunia,
Margaret Thatcher cuma didahului oleh Sirimavo Bandaranaike (Sri
Lanka), Golda Meir (Israel) dan Indira Gandhi (India).
Pantaskah wanita di situ? "Saya bukan wanita yang melengking
(strident female)," katanya waktu berkampanye di Glasgow
menjelang pemilu 3 Mei. Maksudnya, dirinya bukan hanya pandai
menjerit dan bersolek, tapi juga mempunyai kemampuan. Orang
Kremlin pasti tidak membantah hal ini. Dari Kremlin pernah
terdengar komentar bahwa Ny Thatcher itu Iron Lady (wanita
besi).
Dia mulai mengejutkan dunia pada waktu mengambil alih pimpinan
Konservatif tahun 1975, menggeser tokoh kuat seperti Edward
Heath yang menjabat PM sampai partai ini dikalahkan Buruh dalam
pemilu 1974. PM Morarji Desai di India, karena pengalaman buruk
dengan Indira Gandhi, dulu memberi tanggapan negatif terhadap
kemungkinan Ny Thatcher "kesetanan" pula bila memimpin
pemerintahan.
Pekan lalu dia mengejutkan lagi. Desai, kabarnya, kagum juga dan
menyampaikan ucapan selamat seperti banyak negarawan lainnya di
dunia.
Tahun 1984?
Ny. Thatcher, 53 tahun, dan suaminya, Denis, pensiunan eksekutif
perusahaan swasta yang 10 tahun lebih tua, mempunyai anak kembar
-- Carol dan Mark yang berusia 25. Sekeluarga itu aktif dalam
kampanye.
Latar belakang pendidikan formilnya -- sarjana kimia dan hukum
-- dan kebolehannya selama kampanye sudah cukup mengesankan.
Tinggal lagi kemampuan pemerintahannya masih akan diuji.
Pemilu ini memberi mayoritas mutlak bagi Konservatif dalam
parlemen. Tiada lagi hung parliament, di mana partai berkuasa
-- Konservatif maupun Buruh --dulu sering bergantung pada
dukungan pihak ketiga, biasanya Liberal. Untungnya, sekarang
Konservatif tok yang menentukan sampai 1984. Jika ia gagal
memenuhi janji seperti disebut dalam manifesto Konservatif, akan
besar risikonya bagi Inggeris.
Partai Buruh yang beroposisi sekarang diduga akan didominir oleh
kaum sosialis kiri. Golongan kanan atau moderat seperti James
Callaghan, bekas PM, cenderung akan tergeser peranannya dalam
partai. The Economist, misalnya, menguatirkan kalau kemenangan
Ny Thatcher ini hanya membantu membuka jalan bagi kekuasaan
Buruh yang kiri tahun 1984. Padahal majalah mingguan Inggeris
itu memberi suaranya untuk Konservatif.
Tapi Ny Thatcher mengharapkan Konservatif bisa berkuasa 10 atau
15 tahun lagi. Ujian berat baginya ialah pada 5 tahun pertama
ini. Sasaran ekonomi yang hendak dicapainya guna memperbaiki
tingkat hidup 56 juta penduduk Inggeris Raya bukanlah gampang,
meskipun ada bonus dari minyak Laut Utara.
Konservatif menjanjikan akan menurunkan inflasi. Banyak pengulas
menyangsikannya, apalagi kalau pemerintah merangsang daya beli
konsumen. Di satu pihak ia mau mendorong investasi, tapi dengan
membiarkan untung lebih besar dan melunakkan pengawasan harga,
yang mungkin berakibat harga naik. Ia juga menjanjikan
pengurangan pajak pendapatan, tapi pemerintahan Callaghan pernah
skeptis tentang bagaimana itu bisa dilakukan. Masih
dipertanyakan pula bagaimana ia bisa mengerem upah atau
menaikkannya. Serikat-serikat sekerja Inggeris sering mogok dan
belakangan ini terkenal paling sukar diatur. Konservatif
bermaksud menertibkan mereka melalui legislasi baru.
Kalangan bisnis terutama akan gembira dengan pemerintahan
Konservatif. Campur tangan pemerintah dalam bisnis akan
dikuranginya. Ny Thatcher mengatakan sering ada pertanyaan
apakah yang bisa dilakukannya untuk kaum bisnis kecil. "Saya
katakan," demikian Ny Thatcher, "satu-satunya yang akan saya
lakukan untuk anda ialah membuat anda lebih bebas melakukan
hal-hal untuk anda sendiri."
PM baru ini cepat sekali menyusun kabinetnya. Paling menyolok
ialah Edward Heath yang telah sangat aktif dalam kampanye pemilu
tidak diikut-sertakannya. Heath, yang dulu saingan utamanya
dalam. partai, tidak pula diminta nasehatnya. Sungguh "wanita
besi".
Di Eropa
Kremlin kelihatan akan tetap tidak menyukainya. Tapi
pemerintahan Konservatif pasti menyenangkan Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE). Berbeda dengan Buruh, tulis New York Times,
Konservatif ini "berhasrat membangun Eropa sebagai imbangan
pada peranan dunia Amerika." Aliansi Perancis-Jerman yang
mendominasi masalah politik Eropa tampaknya akan mendapat
anggota ketiga.
Diduga Konservatif akan kepanasan di Rhodesia jika janjinya
untuk mengakui dan membantu pemerintahan mayoritas (terpilih PM
Abel Muzorewa) kulit hitam dipenuhi. Front Patriotik di situ
tampaknya akan Krus bergerilya, sedang DK-PBB masih belum mau
melepaskan sanksi ekonomi terhadap Rhodesia.
Tapi soal luar negeri sedikit saja -- 2« halaman -- dalam
manifesto Konservatif yang setebal 30 halaman itu. Adalah
janji-janji menyangkut soal domestik yang membawanya pada
kemenangan, dan yang agak sulit dipenuhi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini