Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Warga Malaysia Dilarang Mudik Lebaran karena Lockdown Nasional

Warga Malaysia tidak bisa mudik lebaran tahun ini setelah Perdana Menteri Muhyiddin Yassin memberlakukan lockdown nasional.

11 Mei 2021 | 12.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang petugas polisi berjaga-jaga di penghalang jalan selama lockdown jelang perayaan Idul Fitri dalam upaya mencegah penularan skala besar penyakit virus corona (COVID-19), di Petaling Jaya, Malaysia 10 Mei 2021. [REUTERS / Lim Huey Teng]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Malaysia tidak bisa mudik lebaran tahun ini setelah Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan akan memberlakukan lockdown nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada Senin Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan lockdown, yang dikenal sebagai Perintah Kontrol Gerakan atau MCO, karena Malaysia sedang menghadapi gelombang ketiga Covid-19 yang dapat memicu krisis nasional, dikutip dari CNN, 11 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mohd Rezuan Othman biasanya melakukan perjalanan mudik dari Kuala Lumpur ke kampung halamannya di Malaysia selatan untuk menghabiskan Idul Fitri bersama keluarganya, tetapi lockdown Covid-19 nasional terbaru telah membatalkan rencananya untuk tahun kedua berturut-turut.

Othman dan jutaan warga Malaysia lainnya dilarang berkumpul dengan orang yang dicintai selama perayaan Idul Fitri karena pembatasan perjalanan yang ketat.

"Saya belum mudik Hari Raya selama hampir dua tahun sekarang dan saya tidak pernah melihat orang tua saya selama itu," kata Mohd Rezuan, seorang juru masak berusia 40 tahun itu, kepada Reuters.

Beberapa warga Malaysia seperti Rusyan Sopian, berpikir pembatasan perjalanan masuk akal mengingat otoritas kesehatan mengatakan lonjakan itu mungkin terkait dengan penyebaran varian Covid-19 yang lebih menular.

"Jika itu membantu mencegah virus, tidak apa-apa bagi saya," kata penulis berusia 38 tahun itu.

Namun terlepas dari pembatasan sosial, lockdown berulang telah mengancam mata pencaharian Mohd Rezuan dan banyak orang di Malaysia.

Sebelum pandemi, bulan puasa Ramadan biasanya menjadi bulan yang ramai untuk bisnis restoran dan bazar makanan, yang menyiapkan makanan buka puasa untuk jutaan Muslim Malaysia. Sekitar 60% dari 32 juta penduduk Malaysia adalah Muslim.

"Saya bekerja di industri makanan. Satu saat buka, satu saat tutup, kata Mohd Rezuan, berbicara saat istirahat dari pekerjaannya di sebuah restoran di pinggiran kota Kuala Lumpur yang sekarag sepi karena pandemi.

"Suatu kali gaji saya lumayan, dan selanjutnya tidak. Bagaimana saya akan bertahan?" kata Mohd Rezuan.

Malaysia adalah salah satu negara paling awal di Asia Tenggara yang memberlakukan lockdown ketat tahun lalu untuk menjaga agar epidemi tetap terkendali.

Lovkdown nasional pertama di Malaysia diberlakukan pada 18 Maret hingga 3 Mei 2020.

Malaysia mengalami kemerosotan ekonomi terburuk pada tahun 2020 sejak Krisis Keuangan Asia pada akhir 1990-an.

Lonjakan kasus yang dimulai pada akhir tahun lalu mendorong pemerintah untuk memberlakukan keadaan darurat pada Januari.

Beban kasus Covid-19 di Malaysia melampaui 444.000 dengan 1.700 kematian pada Senin, tingkat infeksi tertinggi ketiga di Asia Tenggara setelah Indonesia dan Filipina.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus