Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Warga Singapura Jadi Agen Intelijen Cina Dihukum 14 Bulan di Amerika

Warga Singapura menjadi agen intelijen Cina dihukum 14 bulan penjara di Amerika.

10 Oktober 2020 | 10.31 WIB

Warga Singapura, Dickson Yeo menjadi agen intelijen Cina memasok informasi rahasia soal Amerika [ Asia One]
Perbesar
Warga Singapura, Dickson Yeo menjadi agen intelijen Cina memasok informasi rahasia soal Amerika [ Asia One]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga Singapura bernama Jun Wei Yeo atau dijuluki Dickson Yeo, dijatuhi hukuman 14 bulan penjara oleh pengadilan Amerika Serikat karena terbukti menjadi agen intelijen Cina. Yeo didakwa memasok informasi politik dan pertahanan rahasia Amerika ke Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pria berusia 39 tahun ini ditangkap di satu bandara pada November 2019 dan pengadilan Amerika memutus dia bersalah pada Juli lalu atas tindakan sebagai agen intelijen Cina. Ancaman hukuman terhadap dirinya maksimal 10 tahun penjara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hakim federal Amerika Tanya Chutkan mengatakan, Yeo mendapat keringanan hukuman karena bersikap kooperatif dengan aparat Amerika dan juga mempertimbangkan ancaman infeksi Covid-19 di dalam penjara.

Yeo yang berbicara secara telekonferensi menyatakan penyesalannya dan tidak berniat menyakiti siapapun. Dia mengaku diperlakukan baik oleh aparat pengadilan Amerika.

"Yang ingin saya lakukan hanyalah pulang ke keluarga saya," kata Yeo seperti dikutip dari Channel News Asia, 9 Oktober 2020.

Meski begitu, Yeo mengatakan dia mendukung Beijing. "Saya masih bersimpati pada Cina. Secara politik, saya bersimpati. Saya akui itu," katanya.

Yeo, mahasiswa PhD di Universitas Nasional Singapura mengakui menjalankan operasi agen intelijen Cina di Amerika secara ilegal.

Dia bekerja untuk intelijen Cina dari tahun 2015 hingga 2019. Dia mencermati dan menilai orang Amerika yang memiliki akses ke informasi non-publik yang bernilai, termasuk militer dan aparat pemerintah Amerika dengan memiliki izin keamanan tingkat tinggi.

Yeo membayar beberapa dari orang-orang itu untuk menulis laporan yang berdalih untuk kliennya di Asia, namun dia mengirimnya ke pemerintah Cina.

Yeo puluhan kali bertemu agen intelijen Cina dan diberi perlakuan khusus ketika dia berkunjung ke Cina. Dia juga diarahkan intelijen Cina untuk membuka konsultasi palsu di Amerika dan membuat situs yang membuka lowongan kerja untuk perusahaan ini. Lebih dari 400 surat lamaran diterima, 90 persen di antaranya berasal dari militer Amerika atau personil pemerintah dengan mengantongi izin keamanan.

Yeo kemudian menyerahkan surat lamaran yang menurutnya menarik untuk Cina. Yeo direkrut sebagai agen intelijen Cina saat kuliah di NUS tahun 2015 dengan membuat penelitian tentang Inisiatif Belt and Road China atau disebut juga Jalan Sutera Baru Cina.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus