Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Yaman dan kelompok bersenjata Houthi sepakat untuk membebaskan ribuan tahanan. PBB berharap langkah ini bisa menjadi awal menuju perundingan damai demi mengakhiri perang yang berkecamuk sejak awal 2015 dan membuat jutaan masyarakat Yaman kelaparan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut utusan PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, kesepakatan yang diambil ini adalah sebuah hal penting. Tidak ada pembicaraan damai yang dilakukan untuk mengakhiri perang Yaman sejak 2016 dan upaya terakhir di Jenewa pada September lalu tidak membuahkan hasil karena kelompok Houthi menolak hadir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Martin Griffiths, Utusan Khusus PBB untuk Yaman, tiba di Yaman untuk melakukan perundingan dengan kelompok pemberontak Houthi. Sumber: Mohamed al-Sayaghi/Reuters/aljazeera.com
Pertukaran tahanan ini disetujui sebagai langkah untuk memberikan kesempatan kepada para ribuan tahanan bertemu anggota keluarga mereka. Palang Merah Internasional menyebut ada sekitar lima ribu tahanan yang akan dibebaskan lewat pertukaran tahanan ini.
Perang Yaman telah dilihat sebagai sebuah perang kawasan yang melibatkan Arab Saudi dan Iran dan telah berlangsung sejak 2015. Perang Yaman telah mengancam suplai bagi 30 juta masyarakat.
Kelompok radikal Houthi menguasai ibu kota Sanaa dan area-area yang padat populasi. Sedangkan pemerintah Yaman menguasai wilayah selatan kota Aden dan masih terseok-seok meningkatkan kemampuan meski mendapat bantuan dari negara-negara Arab.
Dikutip dari aljazeera.com, Jumat, 7 Desember 2018, perang telah menjadikan Yaman salah satu negara termiskin di dunia. Negara ini sekarang menghadapi banyak tekanan dari berbagai pihak agar segera mengakhiri konflik.
Sejumlah diplomat berharap pertukaran ribuan tahanan ini bisa membuat pihak-pihak yang berkonflik di Yaman duduk bersama untuk mendiskusikan upaya pembangunan dan pembentukan sebuah pemerintahan transisi. PBB saat ini menyerukan adanya pembicaraan konstruktif untuk mengakhiri hal yang disebut sebagai sebuah bencana.