Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Yang tak beres dari marcos

Bank dunia mulai sangsi, pemerintah marcos masih layak dibantu lagi atau tidak ? tapi marcos ingin membersihkan citranya bahkan uu keadaan darurat akan dicabutnya. (ln)

20 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Ferdinand Marcos sekali lagi menjanjikan akan mencabut Undang-Un ,dang Keadaan Darurat dalam waktu dekat ini. Seorang pejabat -ang dekat dengan Istana Malacanang bahkan menyebut ancer-ancer waktu sekitar Januari. Artinya, lebih cepat dari rencana Presiden Filipina itu semula, yaitu Maret 1981. "Bila diumumkan, itu mungkin akan mengagetkan kalangan oposisi," kata pejabat itu. Sebelum sungguh-sungguh mencabut Undang-Undang itu, Marcos rupanya melihat kemungkinan tuntutan di masa, depan. Maka ia mengajukan suatu usul perubahan konstitusi. Tujuannya ialah membuat sang Presiden dan seluruh pejabat pemerintahannya kebal terhadap tuntutan atas perbuatan mereka sejak berlaku 'Keadaan Darurat' tahun 1972. Dan National Assembly (lembaga pembuat undang-undang yang mirip parlemen akan mengadakan sidang khusus membicarakan usul amandemen itu. Tak hanya itu. Marcos juga meng umumkan bahwa ia sudah siap untuk menyelenggarakan pemilihan presiden. Tapi ia meminta agar kaum oposisi juga mengajukan calonnya. "Adalah lucu kalau saya maju tanpa ada saingan," ujar Marcos. Walaupun ia tak menyebut kapan pemilihan itu, berbagai kalangan di Manila memperkirakannya tahun depan. Membersihkan Citra Tapi belum jelas apakah pemilihan itu akan berlangsung di bawah 'Keadaan Darurat' atau tidak. Tentu saja tak seorang pun yang percaya bahwa Marcos akan menyerahkan kekuasaan dengan ikhlas. "Jika kondisinya memuaskan, kami akan mengajukan calon," kata Salvador Laurel, tokoh oposisi di National Assembly. Konon tokoh ini berambisi menggantikan Marcos. Bekas Senator Jose Diokno, yang juga tokoh oposisi, mengatakan bahwa tujuan Marcos mengadakan pemilihan hanya untuk mencari pengesahan. Karena, menurut dia,Marcos sudah merasa tak punya hak kekuasaan yang cukup. "la ingin membersihkan citranya selama ini yang begitu bergantung pada bantuan keuangan negara asing," ujar Diokno. Dan kalangan oposisi lainnya menyangsikan pemilihan itu akan berlangsung secara jujur dan bersih, bila 'Keadaan Darurat' tidak dicabut lebih dahulu. Memang belakangan ini serangan ke arah Marcos semakin bertubi-tubi. Hingga suatu laporan dari hasil studi konsultan lank Dunia bahkan bertanya: Apakah situasi politik di Filipina cukup menolong bagi diteruskannya bantuan Bank Dunia dan penanaman modal asing dalam bidang industri? Selama ini Bank Dunia memberikan pinjaman sebesar US$ 2 milyar kepada Filipina. Selain itu Bank Dunia bermaksud akan membiayai proyek yang melibatkan US$ 3 milyar lebih dalam 4 tahun mendatang. Laporan itu yang dikerjakan oleh William Ascher, ahli tentang risiko politik dari Universitas John Hopkins, juga membeberkan berbagai ketidakberesan dalam rezim Marcos. Antara lain hakhak istimewa yang dinikmati keluarga Marcos, dan dominasi mereka yang datang dari suatu provinsi dengan Marcos -- Provinsi llocano --pada posisi penting di kalangan militer, tehnokrat dan pengusaha. Bank Dunia tampaknya menghadapi persoalan bagaimana membantu ekonomi suatu bangsa tanpa menampilkan dukungan terhadap pemerintahan yang otoriter dan tak stabil. Hal ini mungkin akan mempengaruhi sikap 14 negara industri dan beberapa lembaga keuangan internasional. Mereka akan bertemu bulan depan menentukan berapa besarI)antuan yang akan diberikan kepada Filipina. Atau mungkin juga tidak menentukan sama sekali. Sementara itu citra Marcos membaik di negara Arab. Suatu pertemuan rahasia antara First lady Imelda Marcos dan pejabat tinggi Arab Saudi telah berlangsung di New York. Dan hasilnya, demikian Presiden Marcos ketika membuka Minggu Energi di Istana Malacanang pekan lalu, Menteri Minyak Arab Saudi Sheik Zaki Yamani mengirimkan kawat yang isinya merupakan lampu hijau bagi mengalirnya kembali minyak negara itu ke Filipina. Semula Arab Saudi menghentikan pengiriman minyak karena tidak puas melihat cara Marcos menghadapi umat Islam yang hanya 5% dari 48 juta penduduk negara itu. Suplai minyak dari Arab Saudi setiap tahun berkisar 20 juta barrel, atau sekitar 50% dari seluruh impor Filipina. Tapi penghentian pengiriman itu selama ini dirahasiakan Marcos. Dengan mengumumkan pembuka.m kembali pengiriman minyak itu, Marcos mungkin menunjukkan bahwa pemerintahannya masih bisa diandalkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus