SEORANG nyonya rumahtangga di Tokyo menulis bahwa Ronald
Reagan sebagai Presiden Amerika Serikat akan menguntungkan
mereka yang berpikir bahwa Jepang harus mcmbina senjatanya.
Komentar wanita itu, Mari Aoyama, dimuat Asahi Shimbun ketika
pemerintahan PM Zenko Suzuki sedang menyiapkan RAPBN untuk tahun
fiskal 1981.
Walau RAPBN itu masih akan diumumkan sebelum akhir Desember
ini, masyarakat Jepang tampaknya susudah dihimbau supaya
menyetujui anggaran pertahanan yang agak besar naik dengan 9,7%.
Itu merupakan "satu langkah sedang ke arah yang benar," kata
Harold Brown, Menteri Pertahanan AS. Tapi dia menyatakan
harapan di rOkyo pekan lalu agar anggaran pertahanan Jepang itu
diperbesar lagi "bilamana mungkin".
Tentang ini perdebatan masih berlangsung di Jepang. Orang
seperti Ny. Aoyama tampaknya mencurigai tujuan pembelanjaan
militer yang besar, khawatir akan bangkitnya kembali militerisme
Jepang. Bukankah Konstitusi, terutama pasal 9, menganjurkan
damai dan menolak perang?
Tapi kalangan Partai Demokrasi Liberal (LDP) semakin
cenderung mengubah Konstitusi tahun 1947 itu, yang lahir sesudah
pengalaman pahit Jepang dalam Perang Dunia II. LDP yang
mayoritas di parlemen (Diet), jika tiba saatnya, mungkin bisa
mengubahnya.
Partai Sosialis Jepang (JSP) dalam konvensinya awal
Desember ini mengecam sikap LDP itu. "Mereka tampaknya
menyiapkan diri untuk mengubah Konstitusi supaya membuka jalan
bagi bangsa ini mengirim pasukan ke seberang lautan,
melaksanakan sistem wajib militer dan memiliki senjata nuklir,"
ucap Ichio Asukata, ketua JSP.
Mengirim pasukan ke seberang lautan? PM Suzuki yang akan
mengunjungi kelima negara anggota ASEAN (8-20 Januari), jika
ditanya demikian, pasti akan menjelaskan bahwa Jepang tak akan
mengancam keamanan negara lain. Walau meningkatkan anggaran
pertahanan, kata PM Suzuki pada rombongan Wartawan ASEAN
baru-baru ini di tempat kediaman resminya, "Jepang tak mungkin
akan jadi kekuatan militer."
Tapi sebagai ketua LDP, Suzuki konon membiarkan diskusi ke
arah perubahan Konstitusi berlanjut di lingkungan partainya.
Hasrat mengubah Konstitusi itu kebetulan sesuai dengan desakan
Washington selama ini supaya Jepang ikut memikul beban
pertahanan di wilayah Pasifik. Desakan Amerika Serikat itu
semakin santer dirasakan Jepang dengan kemenangan Reagan
memasuki Gedung Putih mulai Januari nanti. Prioritas Reagan,
seperti terbayang dari berbagai ucapannya waktu kampanye
pemilihan, ialah mengimbangi kekuatan mihter Uni Soviet.
Jepang, dengan kekuatan ekonominya dianggap mampu ikut
memainkan peranan seperti yang dikehendaki Reagan. Belanja
pertahanan perlu ditingkatkan sampai 1% dari GNP, kata Toshio
Komoto, dirjen Badan Perencanaan Ekonomi Jepang, pada Diet
ketika menjawab kelompok oposisi. "Sebanyak itu belum akan
memberatkan kehidupan rakyat. "
Anggarannya tahun ini masih sedikit di bawah 1% dari GNP.
Sedang 1% itu pun, jika dikabulkan, masih sangat rendah, menurut
Masamichi Inoki, ketua badan Riset untuk Perdamaian dan
Keamanan.
Pertahanan yang kini hendak dicapainya ialah masih untuk
bela-diri. Angkatanya bernama Self Defense Force. Singkatan GSDF
untuk Darat, MSDI untuk Laut dan ASDF untuk Udara.
Bela-diri terhadap siapa? Satu-satunya kemungkinan bahaya
agresi ialah dari Uni Soviet. Tapi jika itu terjadi, AS pasti
akan datang membantu, berdasarkan perjanjian pertahanan kedua
negara. Maka pendapat umum di Jepang tak yakin bahwa Uni Soviet
akan begitu ceroboh menyerang, sebab akibatnya ialah menjurus ke
perang nuklir.
SDF dikatakan tak akan dilengkapi dengan senjata nuklir.
Konstitusi Japang melarangnya. Entahlah, kalau Konstitusi itu
nanti diubah.
Karena tipis kemungkinan agresi Soviet ke bumi
Japang,pembangunan SDF itu tampaknya bertujuan melengkapi
kkuatan AS di Pasifik.Hisahiko Okazaki, dirjen urusan luar
negeri dari Badan Pertahanan Jepang,pernah menguraikan
kemungkinan ini.Setidaknya, katanya,SDF ini diharapkan akan
mampu mmperlambat gerak armada soviet ke Laut Cina Selatan
menuju bagian barat Samudera Hindia.
Dalam pikiran Jepang Ini, keamanan arus suplai minyak dan
bahan baku untuk keperluan industrinya dari Timur Tengah dan
Asia Tenggara jelas akan termasuk tugas SDF. Membela diri, bila
perlu, jauh diseberang lautan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini