Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan yang didirikan oleh Bill Gates dan mantan istrinya, Melinda menyumbang dana US$ 120 juta atau setara Rp 1,69 triliun untuk mendanai pengembangan obat oral molnupiravir buatan Merck. Uang tersebut akan digunakan untuk mengembangkan obat covid-19 versi generik yang akan didistribusikan ke negara-negara berpenghasilan rendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tujuannya agar mengurangi kesenjangan dengan negara-negara kaya yang memiliki akses ke obat antivirus molnupiravir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk mengakhiri pandemi ini, kita perlu memastikan bahwa setiap orang, di mana pun mereka tinggal, memiliki akses ke produk kesehatan yang menyelamatkan jiwa," kata Melinda French Gates, co-chair Gates Foundation, dalam sebuah pernyataan.
Menurut Trevor Mundel, Presiden Yayasan Kesehatan Global, investasi ini akan digunakan untuk membantu pabrik obat meningkatkan produksi molnupiravir generik serta mempersiapkan pasar lokal.
Data awal dari uji klinis pada pil eksperimental Merck menunjukkan bahwa obat itu dapat mengurangi risiko penyakit serius dan kematian akibat COVID-19 hingga separuhnya ketika diberikan di awal terinfeksi.
Mundel mengatakan dana tersebut akan menjadi jembatan untuk memulai proses manufaktur. Dia memperkirakan total biaya untuk meluncurkan versi generik antivirus Merck hingga US$ 500 juta dolar. "Di situlah penyandang dana global harus masuk," katanya.
Yayasan Bill Gates dan Melinda itu juga telah melakukan pembicaraan dengan Merck tentang perpanjangan lisensi kepada pembuat obat generik lainnya termasuk beberapa di Afrika.
Merck telah memproduksi obat tersebut selama berbulan-bulan. Merck telah mengajukan otorisasi penggunaan darurat ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA.
Menurut Mundel, Gates Foundation telah mengawasi molnupiravir sejak Maret 2020. Saat itu Universitas Emory melisensikan obat molnupiravir ke Ridgeback Biotherapeutics, yang kemudian mencapai kesepakatan dengan Merck.
Dia mengatakan pil molnupiravir itu akan jauh lebih mudah diberikan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dibandingkan obat antivirus yang disuntikkan. Ini juga bisa berguna jika muncul varian virus baru yang mengalahkan kekebalan vaksin.
REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.