Nama Mohamad Bob Hasan pernah "menggetarkan" Amerika Serikat. Sebagai I>businessman besar? Atau sebagai salah satu konglomerat yang paling dekat dengan mantan presiden Soeharto? Bukan keduanya. Namanya begitu harum di sana sebagai "penyelamat hutan dan lingkungan".
Sepanjang 1997 saja, dia memperoleh tiga perhargaan lingkungan dari negeri itu, salah satunya dari Presiden Bill Clinton.
Dalam sebuah upacara di Gedung Putih pada April 1997, pemerintahan Clinton memberikan penghargaan kepada Grup Kalimanis, kelompok usaha perkayuan milik Bob, atas "proposal" perusahaan itu untuk mengurangi pencemaran gas emisi rumah kaca. Lalu gelar profesor kehormatan pun digaetnya dari North Carolina State University. Terakhir "Penghargaan Harry A. Merlo" dari lembaga yang menamakan diri World Forestry Center yang bermarkas di Oregon. Semua penghargaan itu berkaitan dengan pelestarian hutan dan lingkungan hidup.
Banyak pihak yang mencibir berbagai penghargaan itu. Ada bisik-bisik di lingkungan masyarakat yang mencurigai bahwa puja-puji itu adalah trick "kongkalikong" antarkawan untuk "mengharumkan" nama Bob di mata dunia. Maklum, Bob adalah pengusaha besar dalam bidang perkayuan, sangat berpengaruh dalam organisasi Asosiasi Panel Kayu Lapis Indonesia (Apkindo) yang memegang monopoli bisnis kayu, dan seorang menteri koordintor bidang perindustrian dan perdagangan di ujung perjalanan rezim Soeharto. Pendek kata, dengan penciptaan nama baik, Bob diharapkan tetap bisa menjadi lokomotif untuk menarik "gerbong panjang" kepentingan banyak pengusaha kayu di dalam dan luar negeri.
Sebetulnya kecurigaan terhadap Bob sudah muncul sejak 1993. PT Kalhold Utama, salah satu perusahaan Bob, dilaporkan membuldoser dan membakar ratusan hektare lahan hutan yang didiami masyarakat adat Dayak di Kalimantan. Padahal lahan itu dipakai untuk memproduksi buah dan rotan. Bahkan perusahaan itu dikabarkan membuldoser juga tanah-tanah kuburan. Tapi tudingan miring untuk Bob itu semakin lempang setelah kebakaran besar menghanguskan ratusan hektare hutan di Kalimantan pada 1997.
Bob memegang kebijakan kehutanan di Indonesia dalam posisinya sebagai pemegang hak pengusahaan hutan terluas. Seorang analis asing Stephanie Fried, seperti dikutip Mother Jones?sebuah majalah investigasi?menuding kebijakan yang dijalankan Bob "telah memicu konflik di kalangan masyarakat adat dan para penambang hutan lain yang akhirnya membuat terjadinya kebakaran."
Atas berbagai "kejahatan" itu, Christopher Hatch dari Jaringan Kerja Perhutanan di AS menyebut bahwa Grup Kalimanis milik Bob itu sebagai "salah satu konglomerat paling barbar dan rakus di dunia." Tak kurang dari itu, Menteri Kehutanan RI juga menuding tiga perusahaan Bob sebagai di antara penyebab kebakaran. Tapi Bob menyangkal tuduhan itu dengan enteng dan bahkan menyalahkan para petani perambah hutan sebagai penyebab kebakaran.
Lalu mengapa Bob diberi penghargaan? Tampaknya setiap lembaga memiliki alasan yang tak semuanya berhubungan dengan prestasi. Soal penghargaan dari pemerintahan Clinton itu ternyata karena Grup Kalimanis mau terlibat dalam suatu proyek lingkungan yang diselenggarakan oleh United States Initiative on Joint Implementation (USIJI)?untuk menekan penyebaran gas emisi rumah kaca yang bisa mengancam penguakan lapisan ozon. Grup Kalimanis memproyeksikan bahwa pengurangan penyebaran gas emisi sebanyak 56.400 ton karbon dioksida terjadi setelah 40 tahun mendatang. Caranya, ya dengan mengurangi pembakaran hutan. Walaupun itu sekadar proposal tidak ada implementasinya hingga kini, tapi penghargaan tersebut sudah di tangan Bob.
Yang lebih mengherankan adalah gelar profesor kehormatan dari North Carolina State University. "Masa depan lingkungan negara itu terletak di tangan sejumlah industrialis. Dan Bob Hasan adalah salah satu di antara mereka," kata Tombaugh, dekan kampus itu. Tak mengherankan, sebenarnya Tombaugh mengakui bahwa Bob memang telah memberikan "bingkisan kecil"?sekitar US$ 100 ribu sampai US$ 150 ribu?untuk universitas itu.
Alasan yang paling aneh (atau biasa?) datang dari World Forestry Center. Mother Jones menyindir bahwa alasan pemberian perhargaan itu bisa dijelaskan dalam satu kalimat: Bob Hasan adalah anggota dewan kelompok industri perkayuan dunia itu!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini