Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Benarkah kecil itu indah

Teknologi tampaknya akan mendukung kemampuan perusahaan kecil menghadapi perusahaan besar. perusahaan kecil lebih lincah dan cepat bereaksi. mereka lebih luwes dalam mengubah desain atau spesifikasi.

18 April 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPA bisa menggoyahkan IBM, raja di raja perusahaan komputer itu? Dengan penjualannya yang mencapai US$ 51 milyar tahun lalu (APBN Indonesia yang baru disahkan DPR itu hanya US$ 14 milyar), IBM 5 kali lipat besarnya dibanding saingannya yang terdekat sekalipun. Kemampuan inovasinya seperti tak pernah putus dengan terus mengalirnya komputer jenis baru dari ruang produksinya. Dominasinya dalam industri komputer begitu menyeluruh. Dialah yang menentukan standar, dan perusahaan komputer lain harus mengikutinya kalau masih ingin punya peluang di pasar -- harus compatible dengan IBM, istilahnya sekarang. Tradisi IBM tak kenal penjualan yang merosot atau laba yang turun. Maka, ketika keuntungan bersih IBM tahun lalu merosot hampir 30% menjadi US$ 4,8 milyar, orang bertanya: Apa yang terjadi? Sebuah microchip -- sejenis kotak silikon sebesar permen Chiclet -- adalah komponen yang membentuk otak komputer. Seperti halnya inteligensia manusia, pengembangan otak silikon ini masih belum mencapai batas: setiap kali lahir microchip yang lebih kuat, lebih besar daya tampung memorinya dan lebih cepat. Kini perusahaan komputer kecil tak usah menunggu sampai menjadi sebesar IBM untuk bisa memproduksi komputer yang sama kuatnya dengan yang dihasilkan IBM. Dan mereka telah membuktikannya. Salah satu di antaranya adalah Digital Equipment Corporation (DEC), yang sudah memproduksi minikomputer VAX 8978 yang berkekuatan 50 kali minikomputer IBM, dengan harga US$ 4,8 juta, separuh harga jual IBM. Akibatnya, pasar minikomputer IBM yang tadinya tak tergoyahkan mulai bisa ditembus. Pasar yang berubah karena teknologi, atau reaksi lamban sebuah perusahan besar terhadap perubahan? Atau, karena bantuan teknologi, perusahaan kecil mulai bisa menggeser perusahaan besar? Industri baja di Amerika tidak lagi dikuasai US Steel atau Bethlehem Steel, tapi oleh puluhan perusahaan kecil. Pada saat industri baja yang besar bergulat dengan kerugian dan peralatan dan teknologi kuno, perusahaan kecil muncul dengan tanur-tanur hasil teknologi mutakhir yang lebih efisien. Dan di Amerika, jumlah perusahaan kecil (yang penjualannya di bawah US$ 1 juta) naik 2 kali lipat antara 1970 dan 1983, sedangkan perusahaan yang kekayaannya di bawah US$ 1 juta bertambah 1,3 juta buah dalam waktu yang sama. Perusahaan besar rupanya seperti orang terlalu gemuk, lamban bergerak, dan rawan terhadap berbagai penyakit. Seperti kapal tangki yang sarat muatan, perusahaan besar yang sarat dengan overhead tak bisa mengubah haluan dengan cepat. Dan sering terjerumus ke dalam birokrasi, seperti departemen pemerintah. Pengambilan keputusan, apakah menyangkut pelemparan produk baru atau investasi baru, bisa makan waktu bertahun-tahun karena harus melewati jaringan eselon yang panjang. Sementara itu, keadaan pasar atau selera konsumen berubah, dan perubahan ml bisa cepat untuk industri yang punya kadar teknologi tinggi. Perusahaan besar banyak menghabiskan waktu dan tenaga untuk mengutik-utik organisasi, bongkar pasang sistem, dan ratusan pekerjaan kertas lain. Tak jarang surat keputusan untuk menghancurkan sampah pabrik memuat selusin tanda tangan. Dr. Thomas Peters, pengarang buku In Search of Excellence yang terkenal di kalangan bisnis itu, sempat mengatakan, "Big American corporations have been paperized, and overstaffed to the point of almost total paralysis." Penyelidikannya mengungkapkan bahwa makin tinggi peringkat perusahaan, dalam daftar 500 perusahaan majalah Fortune, makin tumpul daya saingnya. Teknologi tampaknya akan mendukung kemampuan perusahaan kecil menghadapi perusahaan besar. Teknik baru dalam batch processing beberapa jenis industri, dan makin meluasnya otomatisasi, memungkinkan industri kecil bekerja dengan efisiensi yang sama dengan perusahaan besar. Dengan sendirinya, ini akan mengundang keraguan terhadap kebenaran teori "skala ekonomi" yang dianut selama ini -- bahwa perusahaan besar selalu unggul terhadap perusahaan kecil, karena volume produksinya yang besar bisa menekan ongkos produksi tiap unit. Perusahaan kecil, karena lebih ramping, umumnya lebih lincah dan lebih cepat bereaksi. Mereka tak punya beban overhead, dan karena itu lebih leluasa dalam menentukan harga jual. Mereka juga lebih luwes dalam mengubah desain atau spesifikasi sesuai dengan permintaan pasar. Mereka tak banyak menghabiskan waktu untuk urusan birokratis dan pekerjaan kertas, dan lebih memusatkan perhatian pada kualitas produk dan mutu pelayanan konsumen. Seperti dikatakan Dr. Thomas Peters, "Makin kecil hierarki perusahaan, makin cepat bisa bertindak dalam memperkuat daya saingnya." Taiwan sudah menjadi negara industri, dan merupakan salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya paling cepat di dunia. Industri Taiwan tidak dibangun oleh perusahaan-perusahaan raksasa: tak dikenal di sana konglomerat ala Hyundai atau Shogo Shosa, juga "Taiwan Inc." Industri Taiwan dibangun oleh 60.000 perusahaan kecil, yang dengan gesitnya menghasilkan berbagai jenis produk yang diperlukan dunia. Mereka sudah menjadi pemain tangguh dalam industri komponen dan elektronik dengan daya saing cukup tajam. Mereka tak punya beban overhead. Tak jarang sebuah kantor pusat hanya terdiri dari seorang boss, sebuah pesawat telepon dan teleks, dan seorang sekretaris, yang sering istrinya sendiri. Kekuasaan ekonomi di sana lebih merata. Dibanding dengan negara-negara ASEAN, Taiwan tak punya beban politis yang berasal dari tak berimbangnya kekuasaan ekonomi antara perusahaan besar dan perusahaan kecil. Hasilnya: dari ekspor industri mereka selama ini, negeri itu sudah mengumpulkan cadangan devisa US$ 51 milyar -- tingkat cadangan tertinggi di dunia, lebih tinggi dari cadangan Jepang dan Jerman Barat, dua negara pengekspor hasil industri yang terkemuka. Benarkah, seperti bunyi judul sebuah buku Schumacher yang sering disitir orang, bahwa Small is Beautiful?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus