Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lima tahun lalu, sejumlah mahasiswa berkonsultasi kepada saya tentang gagasan mereka berkampanye menyadarkan pemilih sebelum pemilihan kepala daerah. Untuk mencegah makin banyaknya politik uang dalam bentuk “serangan fajar”, mereka punya inisiatif memakai kata-baris (tag-line) atau semboyan “Ambil uangnya, ketika memilih gunakan hati nurani!”. Selain saya koreksi semboyan yang agak insinuatif karena cenderung ke partai tertentu tersebut, dengan getir saya sampaikan bahwa itulah gambaran karakter konstituen di Indonesia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo