Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Dua tahun menjelang orwell

George orwell meramal, bahwa th 1984 segalanya akan terbalik. bilang damai, yang dimaksud perang, bilang demokrasi yang dimaksud diktator. ramalannya meleset, th 1984 merupakan tahun yang paling nyaman.

22 Agustus 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI tahun 50-an saya baca buku George Orwell 1984. Geli, deg-degan, skeptis, was-was, kurang kerjaan, penenung pikun, tukang ulah kahayali yang tak tahu berbuat apa. Mana mungkin ada keadaan macam begitu, pikirku. Mana ada semua dinding jadi telinga. Mana ada penduduk negeri berubah jadi cacing yang diperintah oleh penguasa yang teramat kuasa. Mana ada pengibulan sistematik dan terarah. Mana ada penduduk dijentil kian kemari bagaikan kelereng. Mana ada kedustaan diubah jadi kebenaran. Mana ada warna putih dibilang hitam, mana ada hari malam dibilang siang. Mana ada! Di pucuk Himalaya barangkali ada. Dan itu pun baru barangkali. Kutimbang-timbang, asal keturunan mana George Orwell ini. Jangan-jangan dia belasteran ular dan biawak. Jangan-jangan salah masuk sekolah dan keliru guru. Jangan-jangan salah baca buku. Jangan-jangan kesurupan. Apa maunya di dunia yang lari normal-normalnya dia meramalkan yang bukan-bukan? Apa maunya dia memancing kecemasan dunia? Kalau sekedar ingin cari nafkah, masih banyak jalan yang bisa ditempuh. Misalnya buka bengkel. Misalnya jadi makelar. Misalnya pura-pura lumpuh dan bersimpuh di perempatan jalan. Atau jika betul-betul sudah habis akal, adu untunglah jadi menteri. Nasib sering datang menyambar bagai petir, tak terduga-duga. Kenapa pula mesti tulis buku 1984 segala macam? Mustahil di tahun yang diramalkannya itu segalanya jadi terjungkir balik. Mustahil istilah-istilah menjadi sungsang. Mustahil di tahun 1984 itu kalau ada orang bilang "damai" yang dimaksud sebetulnya "perang". Mustahil di saat itu kalau ada orang bilang "demokrasi" yang dimaksud sebetulnya "diktator". Atau kalau mulut bilang "pilihan" itu maksudnya "paksaan". Meja dibilang kursi, anjing dibilang kucing. Direstui berarti dikemplang. Meramal, estimasi, boleh-boleh saja. Pokoknya jangan lewat batas. Jika tukang obat boleh operasi, mengapa dia tidak? Yang penting tidak mencemoohkan peradaban. Tahu apa dia di tahun 1984 itu teknologi sudah nyaris hampir dipuncaknya benar, tahu apa dia di tahun 1984 itu dusta dan kawan-kawannya menjadi kegemaran resmi sehari-hari, tabu apa dia di tahun 1984 itu pengertian istilah sudah kacau balau lewat olahan mesin propaganda yang diberi selubung serapi-rapinya, tahu apa dia di tahun 1984 itu orang tidak bisa hidup semata-mata dari makan dan minum melainkan mesti ditunjang menu tambahan yang namanya intimidasi. Tanpa diliputi rasa takut dan cemas yang memadai, penduduk di tahun itu tidak bakalan mampu tidur dengan lelap. Lebih gegabah lagi dia sebut-sebut soal "de-edukasi'. Massa dijauhi dari pengikut-sertaan pemecahan soal-soal pokok. Pemilihan perwakilan tidak mampu membawa perubahan apa pun. Kaitan politis antara penduduk dengan penguasa menjadi melonggar bahkan putus sama sekali. Wangi kemanusiaan sudah memudar dan iklim rimba merasuk ke lorong-lorong dan singgah di pintu-pintu rumah tinggal. Yang namanya pendidikan mengalami perubahan corak yang tak terbayangkan sebelumnya. Satu-satunya gerak kepala yang bisa dilakukan orang hanyalah mengangguk, dan selebihnya merupakan kemustahilan. Kemelesetan ramal George Orwell akan segera terbukti. Tahun 1984 sudah semakin dekat. Sebelum kita sadar dia sudah ada persis di depan hidung kita. Sungguh saya tidak tahu apakah kini -- tepatnya di tahun 1984 itu -- George Orwell masih hidup. Kalau masih, dia akan mendapat malu dan aib besar. Semua apa yang ditulisnya mulai awal hingga akhir, termasuk titik serta komanya, hanya omong kosong. Dan kalau dia sudah tiada, di kuburnya dia akan menggolek kian kemari, meninju-ninju liang lahat karena jengkel yang tak tertanggungkan. Sebab, justru di tahun 1984 itu merupakan tahun yang paling nyaman. Penduduk hidup tenteram tanpa rasa takut. Dinding-dinding tidak ambil pusing apa pun yang dibincangkan orang. Perubahan apa pun bisa berjalan asal saja penduduk mengutarakan hasratnya. Kalau tersebut istilah "demokrasi" maka yang dimaksud betul-belul demokrasi. Kalau tersebut istilah "kebebasan" maka yang dimaksud hetul-betul kebebasan. Negeri di tahun 1984 itu bagaikan negeri surga hasil ciptaan penguasa yang bijak bestari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus