Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Golkar: saatnya melihat ke dalam

Tanggapan pembaca mengenai langkah Golkar di pemilu mendatang, yakni meraih suara mayoritas. target ini dianggap terlalu muluk

29 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saya, sebagai simpatisan Golkar, berharap pada pemilu mendatang Golkar menjadi mayoritas tunggal. Harapan ini, rasanya, bukanlah hal yang muluk, asalkan Golkar mau mengamati dan menanggapi suara hati nurani rakyat. Semua orang tahu, umumnya, pejabat negara dari atas hingga bawah adalah anggota Golkar. Tapi, seperti yang dikemukakan Suharsono dalam "Korupsi dan Kita: Siapa yang Salah?" (TEMPO, 8 Januari, Komentar), masih banyak oknum pejabat negara, yang notabene anggota Golkar, hidup dari hasil usaha yang tak terpuji. Inilah yang menjadi sorotan masyarakat, sekarang. Itu memang bukan cerita baru, tapi Golkar terlalu lamban menanggapinya. Umumnya, mereka yang ditindak atau ditelevisikan sama sekali bukan oknum yang diharapkan masyarakat. Akhirnya, itu hanya menimbulkan cemooh orang banyak. Dalam hal inilah, bila Golkar ingin meraup suara dan simpati rakyat pada pemilu mendatang, mulailah menertibkan dan membersihkan diri. Itu, terutama, untuk anggota Golkar di pemerintahan yang memegang jabatan dan tingkatan. Memang sekaranglah saatnya Golkar menertibkan diri. Tunjukkan kepada masyarakat bahwa Golkar juga mampu menertibkan diri ke dalam. Tindak dengan tuntas oknum Golkar yang menjadi pejabat negara yang kerjanya merugikan negara dan masyarakat. Bila ini sudah dilakukan, rakyat Indonesia yang manakah yang tidak akan bersimpati pada Golkar? Kalau tidak, adalah tidak mustahil Megawati (PDI) yang meraup suara terbanyak. Bahkan, tidak mustahil, PDI bisa merebut mayoritas tunggal, apalagi sekarang ini angin keterbukaan dan demokratisasi bertiup semakin kuat. Kalau tidak hati-hati, bisa-bisa "Beringin" tumbang. Semoga tidak demikian, asalkan saja Golkar sigap menanggapi kehendak rakyat. Kita tak bisa hanya bertumpu pada hasil karya pembangunan yang dicapai Golkar. Sebab, sekarang ini, oleh masyarakat, hal itu dianggap wajar.H.A. ILYASKompleks TSBI Blok F-8 Medan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus