Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Markus H. Dipo
Dosen FEUI dan Praktisi Bisnis
Di antara kita yang menyambut datangnya 1999 mungkin tak sadar, pada saat itu "euro" telah lahir dengan segala masalahnya. Euro bershio harimau karena lahir sebelum awal Tahun Kelinci (6 Februari 1999). Dengan shio itu, euro ditakdirkan punya kekuatan besar dan menjadi pemimpin yang disegani. Sayang sekali, menurut astrologi Cina, "harimau euro" tak akan mesra dengan Indonesia yang lahir pada Tahun Ayam (1945). Walaupun demikian, sifat anak bershio harimau dan ciri khas shio ayam patut dipertimbangkan.
Euro adalah mata uang tunggal untuk 11 negara Eropa (Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Portugal, Irlandia, Belgia, Belanda, Austria, Finlandia, dan Luksemburg) yang nilai tukar awalnya terhadap dolar akan ditetapkan pada 31 Desember 1998. Sehari kemudian, Bank Sentral Eropa akan mengambil alih tugas bank sentral negara-negara tersebut untuk menjalankan kebijakan moneter.
Sebelum 1 Januari 2002, euro hanya ada dalam dunia virtual pembukuan dan daftar harga, tidak ada wujud fisiknya. Ia lahir sebagai pendamping mata uang 11 negara Eropa selama tiga tahun. Pada awal 2002, uang kertas dan logam euro baru mulai beredar menemani mata uang masing-masing negara. Enam bulan kemudian, 1 Juli 2002, euro akan menjadi mata uang tunggal di negara pendukungnya, menggantikan mata uang lama negara-negara pemiliknya.
Sejak 1 Januari 1999, tak ada lagi gejolak kurs antara mata uang yang menjadi komponen euro. Kurs DM Jerman terhadap franc Prancis, misalnya, akan bernilai tetap. Yang akan tersisa hanyalah pertandingan kekuatan kurs antara euro dan mata uang komponennya melawan dolar, yen, dan mata uang lainnya.
Penyatuan mata uang menjadi euro merupakan salah satu langkah negara-negara Eropa untuk mencetak Eropa baru yang lebih kuat di pentas ekonomi dan politik dunia. Biaya transaksi bisnis di Eropa akan turun. Bank yang dipakai perusahaan berkurang karena jumlah mata uang berkurang. Ketidakpastian usaha karena fluktuasi mata uang akan berkurang drastis. Biaya lindung nilai (hedging) dari risiko kerugian kurs akan turun. Pembukuan akan lebih sederhana karena jumlah mata uang berkurang.
Perbandingan harga lintas negara Eropa akan mudah dilakukan. Ini memungkinkan pengadaan barang dan jasa dengan biaya paling efisien. Perdagangan antarnegara Eropa akan meningkat. Homogenisasi siklus bisnis akan terjadi. Investasi lintas negara Eropa oleh manusia Eropa akan meningkat. Integrasi pasal modal dan konvergensi suku bunga akan terjadi. Biaya pendanaan jadi lebih murah. Sumber pendanaan juga bertambah.
Singkatnya, persaingan bisnis Eropa akan meningkat, berubah dari persaingan dalam negeri menjadi persaingan lintas negara di Eropa. Ini berarti perusahaan Eropa yang bertahan kelak adalah perusahaan tangguh yang siap bertempur melawan perusahaan Amerika, Asia, dan Afrika.
Jika harapan ini terwujud, akan lahir Eropa baru yang terintegrasi, dengan konsumen sekitar 300 juta jiwa dan nilai PDB (produk domestik bruto) 6 triliun dolar. Eropa baru ini diharapkan akan menandingi Amerika sebagai negara superkuat baru. Bukan harapan yang muluk, mengingat Amerika dan Jepang masing-masing berpopulasi 270 juta dan 130 juta jiwa, dengan PDB 8 triliun dolar dan 4 triliun dolar. Kekuatan baru ini akan makin besar jika mengingat Inggris, Denmark, Yunani, Siprus, Norwegia, Swedia, Turki, dan Eropa Timur, kelak mungkin akan bergabung ke klub euro.
Proses penempaan Eropa ini jelas akan memakan korban dan melahirkan bintang baru. Kebijakan moneter negara-negara Eropa akan menyatu lewat Bank Sentral Eropa. Masing-masing negara tak bisa lagi menggunakan kebijakan moneter untuk menyetel perekonomian yang terlalu lesu atau panas. Penghasilan bank dari transaksi valas akan turun. Akan terjadi konsolidasi besar dalam industri perbankan, asuransi, mobil, telekomunikasi, dan pengangkutan.
Jumlah perusahaan lama akan menyusut, walaupun pada saat yang sama ada banyak perusahaan baru lahir memanfaatkan fenomena Eropa baru. PHK akan terjadi. Tapi pekerja terampil multibahasa akan memperoleh peluang lintas negara. Negara-negara seperti Italia dan Prancis harus menata ulang sistem kompensasi sosial mereka yang sangat memanjakan pekerja dan para penganggur. Kalau tidak, investasi akan bergulir ke negara Eropa lain yang sistem kompensasi pekerjanya lebih fleksibel dan murah. Kalau penataan ulang itu terjadi, dan manusia Eropa bisa berintrospeksi dan mengubah perilakunya menjadi kompetitif, pengorbanan yang terjadi akan berumur pendek dan justru akan dianggap berkah.
Keraguan terhadap kemampuan dan kemauan manusia Eropa untuk berubah inilah yang ikut menyertai pesimisme sebagian pengamat atas daya tahan anak harimau ini. Pemimpin sosialis di Jerman dan Prancis masih rindu dengan kebijakan moneter yang bisa merangsang pertumbuhan kesempatan kerja dan meredam fluktuasi kurs. Kerinduan ini tak sejalan dengan janji kesetiaan Bank Sentral Eropa untuk menjaga nilai euro. Mereka dan pemimpin politik beberapa negara lainnya juga masih enggan mengutak-atik sistem kompensasi sosial mereka yang royal. Jika tak cepat dikoreksi, kerinduan dan keengganan ini akan membuat harimau euro cepat dibunuh para spekulan valas.
Anak bershio harimau ditakdirkan rentan atas kecelakaan, bandel, dan senang menghadapi bahaya. Harimau euro memang dilahirkan dengan beberapa cacat bawaan. Masyarakat Eropa punya hak mendikte penerapan kontrol devisa atas semua negara anggotanya jika terjadi krisis moneter--suatu kelemahan yang tak ditemukan pada dolar.
Euro--tak seperti dolar AS, yen, atau rupiah--bukan merupakan utang suatu negara tertentu kepada pemegangnya. Ini juga kelemahan, mengingat Bank Sentral Eropa tak punya cukup wewenang dan sumber daya untuk menjamin nilai tukar euro. Bank Sentral Eropa juga diragukan kemampuannya untuk fungsi lender of the last resort yang lazim dipikul bank sentral. Cacat lainnya, Eropa sepakat, aspek internasional kebijakan moneter Eropa akan ditangani oleh para politikus--yang kemungkinan besar berasal dari Jerman dan Prancis--dan bukan oleh bankir ekonom.
Keunikan anak harimau yang merupakan spesies baru ini--mata uang tunggal dalam kawasan yang begitu beragam ekonomi, budaya, peraturan, dan kebijakan politiknya--juga menjadi kelemahannya. Banyak pemakai mata uang di luar Eropa akan mengambil sikap menunggu, melihat seberapa jauh Eropa mampu menjaga stabilitas dan likuiditas euro. Euro juga dilahirkan dengan satu paradoks: jika ia diterima sebagai mata uang dunia, nilai tukarnya akan menguat dan daya saing ekspor Eropa akan menurun.
Tetapi harimau euro kemungkinan besar tak akan mati muda. Renungkan saja beberapa fakta berikut: resistansi historis Prancis dan Presiden Charles de Gaulle terhadap hegemoni Amerika dan dolar, surplus besar neraca pembayaran di Eropa versus defisit kronis Amerika, antusiasme RRC untuk menggunakan euro dalam cadangan devisanya, keseriusan negara peserta menjalani diet menurunkan inflasi sebagai syarat keanggotaan, efisiensi dan kenyamanan yang ditawarkan uang kertas euro yang bernilai maksimum 500 euros (sekitar 600 dolar) versus uang kertas 100 dolar yang paling laku dari semua uang kertas dolar, terpilihnya Wim Duisenberg dari Belanda--bukan Prancis atau Jerman--sebagai Presiden Bank Sentral Eropa untuk delapan tahun mendatang.
Kemampuan dan kerelaan Prancis memacu kerja sama tim multirasial untuk memenangkan piala dunia sepak bola, tekno-musik asal Eropa yang sudah menggelegar di lantai disko Jakarta. Karyawan bank di Inggris akan tetap bekerja dalam liburan akhir tahun untuk menyongsong euro. Ya, euro akan tumbuh dan berumur panjang walaupun mula-mula tak akan sepesat dan segagah harimau umumnya.
Namun hubungan harimau dengan Indonesia, yang bershio ayam, tak akan mesra. Berkurangnya jumlah mata uang yang bisa dimainkan spekulan valas akan meningkatkan daya tarik rupiah sebagai sasaran spekulasi. Volatilitas rupiah akan meningkat. Daya tarik Eropa sebagai tempat investasi jangka pendek maupun panjang akan meningkat, mengurangi dana potensial yang masuk ke Indonesia.
Perusahaan Eropa akan semakin tangguh, lebih siap melibas perusahaan Indonesia. Mereka juga akan lebih teliti dengan harga dan mutu produk Indonesia. Kesempatan diferensiasi harga di Eropa menyempit. Negara-negara Eropa akan maju karena terpaksa melakukan reformasi struktural--meningkatkan kesenjangan sosial dengan Indonesia. Sedihnya lagi, euro juga meningkatkan kesempatan "mencuci uang" untuk manusia yang ingin menghapus identitas uangnya.
Namun shio ayam dalam horoskop Cina biasanya diasosiasikan dengan keberuntungan, keberanian, kebaikan, kepercayaan diri, dan kehormatan. Ayam berelemen kayu juga antusiastik dan progresif. Daya tarik dolar, yang akan sedikit tergeser dengan euro, akan menguatkan nilai fundamental rupiah.
Sebagian multinasional Eropa dalam industri yang sengit pertarungannya di Eropa--seperti industri perbankan, asuransi, mobil, dan retail--akan terpacu untuk mencari kesempatan baru di Indonesia. Penyatuan Bursa Efek Eropa dan konvergensi suku bunga menjadi setara dengan suku bunga Amerika, akan membuka kemungkinan mencari dana murah di Eropa. Perbandingan harga barang impor antarnegara Eropa menjadi lebih mudah. Risiko kurs transaksi di Eropa berkurang.
Liburan ke Eropa akan menjadi lebih murah. Pertumbuhan ekonomi Eropa akan membuka banyak peluang bisnis baru. Eropa baru bisa diadu dengan Amerika dan Jepang untuk kepentingan nasional. Uang panas yang sudah dicuci di Eropa lebih mudah balik ke Indonesia dan menciptakan lapangan kerja. Politikus Indonesia bisa menggertak spekulan rupiah dengan mengancam "men-CBS-kan" rupiah ke euro, jika euro cukup populer.
Ayam yang progresif juga harus menarik satu pelajaran penting dari kelahiran euro: rakyat bisa tak percaya dengan semua politikus nasional dan argumen nasionalisme. Italia bisa menjalankan diet ekonomi kilat untuk memenuhi syarat anggota Eropa baru. Rakyat Italia sudah kapok dengan segala hal buruk yang dibuat politikus Italia. Hampir semua hal terpuji di Italia terjadi karena dipaksa Eropa: persaingan yang lebih ketat, pengurangan defisit anggaran, privatisasi, dan transparansi. Kesempatan untuk bergabung dengan Eropa dan membiarkan negara mereka didikte kebijakan Eropa tidak mereka lewatkan.
Negara-negara Eropa Timur juga sudah memperoleh jawaban yang jelas atas pilihan "bergabung dengan Eropa baru atau lahirnya Slobodan Milosevic lain." Pada Tahun Kelinci Tanah nanti, jika kinerja kabinet hasil pemilu dianggap mengecewakan, jangan heran jika ada manusia Indonesia yang ingin dijajah Amerika atau Eropa Baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo