Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Kenalkan, Saya Spion

Banyak sekarang berkeliaran komplotan penipu. mereka mengaku sebagai tim antar lembaga yang bertindak sebagai pra sandi upaya. korbannya adalah para pejabat yang ingin menduduki jabatan lebih tinggi.

28 Juni 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PAK, saya membawa misi," ujarnya serius. Lelaki setengah baya dengan perawakan tegap itu punmemberi kesan pertama yang meyakinkan. Ia menolak waktu dipersilakan duduk, untuk ditemui di kursi tamu. Dipilihnya kursi hadap di depan Pak Walikota, digesernya dekat-dekat ke meja kerja. Dengan sigap, sopan dan lugas ia memulai tugasnya dengan mengeluarkan secarik kertas bergaris. Kosong. Ternyata untuk catatan-catatan rahasia yang ia tulis dari hasil pembicaraan maha penting, menyangkut diri sang pejabat. Setengah berbisik tetapi dibikin jelas dan sopan ia pun memulai melaksLmakan tugas. Lagaknya persis gaya interogasi terhadap calon tahanan politik. Diungkapnyalah misi yang dikesankan serba rahasia itu. Ia sedang menyeleksi man behind the gun untuk suksesnya pembangunan nasional, ujarnya. Ia mewakili sebuah team antar lembaga, yang akan mengorek lebih lanjut keterangan tentang diri Pak Walikota sebagai calon potensial untuk jabatan gubernur. Dalam kedudukan sebagai sekretaris team, ia bertindak selaku pra sandi upaya (advanced missi(nl), katanya pula. Nafsu Mengabdi Republik Pak Walikota sekilas terpana oleh kabar baik yang ia tunggu tentang dirinya, menjelang akhir masa jabatan. Memang, beliau telah ungkapkan keinginan hatinya, untuk terus mengabdi republik. Ia merasa masih muda, sekolahnya ada dan sarjana pula. Hasil pekerjaan selama masa jabatan menurut perasaannya sendiri dan penilaian istrinya, semuanya sukses. Membina hubungan denganberbagaijalur atasan tidak ia lupakan. Menurut ramalan dukun yang sengaja didatangi beliau, katanya tahun-tahun mendatang ini bintang Pak Wali bakal cerah, asal ia berhati-hati. Bintang tampak berbinar-binar pada bayangan air dalam ember yang ia saksikan sendiri di rumah sang Dukun. Suasana di ruang gelap itu memang tak merangsang nafsu Pak Walikota untuk menyelidik asal mula cahaya dalam bayangan itu. Yang ada, hanya keinginan untuk memperoleh pengukuhan atas impiannya. Pak Wali memang kepingin sekali menjadi gubernur. Ia selalu berusaha mencari info di instansi dan kekuatan sospol yang ia anggap kunci. Kesan Pak Walikota, mereka yang ia kenal di situ semua bersikap manis kepada beliau. Kalau sudah begini, apalagi yang ditunggu, kalau bukan berita baik seperti ini. Ia menggumam, harta pun tak ada nilainya, dibanding dengan nafsunya untuk mengabdi. Sudah beberapa minggu Pak Walikota gelisah. Untuk menimang impiannya itu, beliau telah mengambil segala langkah yang beliau yakini akan membawa hasil. Beliau telanjur kehilangan kepercayaan dan keyakinan terhadap cara terhormat mtuk memperoleh jabatan beliau tidak puas dengan aturan main yang resmi berlaku. Rupanya kegundahan Pak Wali, diintai terus oleh spion melayu. Intormasi tentang Pak Walikota ia kumpulkan. Dari data resmi, riwayat hidup, konduite, sampai kesenangan dan kelemahan pribadinya. Ini semua merupakan bahan maha penting, untuk menilai, tetapi juga landasan bergerak menunjang impian Bapak Walikota. Manakala keterangan telah terkumpul, team bayangan pun direka oleh spion tersebut. Team Penilai dan Seleksi Eksponen Pembangunan terdiri dari unsur-unsur sipil dan non sipil. Daftar pertanyaan pun disiapkan, sepenuhnya ditiru dari pola screening bagi pejabat negara. Apa pemah menjadi anggota parpol atau organisasi politik terlarang? Pemah terlibat pemberontakan atau gerakan anti Pancasila? Separa tisma'? Apa punya perusahaan, menjadi direktur, dewan komisaris atau penasihat sebuah usaha swasta dengan menerima honorarium tetap? Apa anak, istri, keluarga semenda pada garis keturunan pertama dan kedua ada yang terlibat dengan pekerjaan serupa? Impian Yang Membelenggu Rangkaian penyidikan yang mestinya rahasia, dibikin terungkap samar-samar dengan dibumbu banyak harap. Itu semua membuat rasa ingin tahu Pak Walikota meletup-letup. Tahu gelagat pancingnya termakan, irama tarikan tali pancing spion pun disesuaikan. Dipersilakan, barangkali Pak Walikota hendak menanya, berkenaan dengan misi penyidikan atas dirinya ini. Maka tak terbendung lagi Pak Wali pun ganti menyelidik Siapa saingannya. Bagaimana kansnya, apa kelemahan nilai dirinya. Apa syaratnya untuk membikin baik itu nilai? Bagaimana pendirian pihak ini, pihak itu? Dan segala seluk-beluk proses penggodokan pun ingin tuntas dibikin terang. Setelah jelas sang korban terbelenggu oleh impian dan ambisinya sendiri, yang dapat dirajut menjadi perangkap manis, mereka pun beraksi. Untuk mematangkan data-data, untuk menggarap anggota Team, untuk memperkokoh daya saing, semuanya perlu kerja keras dan pengorbanan ujarnya serius . Pak Wali sudah tidak sabar. Perhitungan sudah dibuat, ia segera menangkap isyarat spion. Biaya pun mulai terkorek dan dikeluarkan. Minggu berganti minggu, bulan berganti bulan. Kemajuan penggodokan selalu dilaporkan kepada Pak Wali. Tetapi juga setiap tahap selalu diakhiri dengan rekening. Akhirnya terkuraslah semua kekuatan Pak Walikota. Manakala pemilihan gubernur berlalu, namun ternyata nama Pak Walikota disebut pun tidak, hati Pak Wali kecut bukan main. Spion keparat itu pun kini tidak muncul-muncul lagi, setelah memberi penjelasan seperlunya tentang tidak dicantumkannya nama Pak Walikota sebagai calon gubernur. Korban penipuan semacam itu konon sudah banyak berjatuhan. Dari segala lapisan. Namun kejahatan komplotan itu masih berkeliaran dan mengintai terus calon-calon korban, terdiri dari mereka yang berambisi dan lagi gundah. Sesungguhnya, bangsa ini tidak perlu melahirkan lapangan kerja bagi penipu seperti itu, sekiranya semua orang dapat diyakinkan bahwa pemilihan pejabat negara sudah jelas aturannya, dan telah teguh ditegakkan menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus