Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nizar Machyuzaar*
BARU-BARU ini ada gejala pemerolehan bahasa yang cukup akrab, yakni masifnya lalu lintas kartu ucapan selamat Lebaran digital. Unggah dan unggah ulang konten seperti ini oleh warganet sering muncul seiring dengan perayaan atas peringatan hari agama, nasional, dan internasional. Bahkan peristiwa menghebohkan perhatian publik, seperti konflik Palestina-Israel, menjadi perhatian warganet di media sosial Facebook dan Twitter serta aplikasi berbagi pesan WhatsApp dan Telegram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konten kartu ucapan ini menggunakan caption, yakni bahasa verbal (kata, frasa, klausa, atau kalimat) sebagai penjelas atas bahasa nonverbal (gambar dan figur dua dimensi yang dibentuk garis, bidang, dan warna). Sebuah aplikasi penyedia template konten bernama Twibbon ramai-ramai diburu warganet untuk mengucapkan selamat Lebaran, Hari Pendidikan Nasional, dan lain-lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Replikasi konten jenis ini memang tak terbantahkan. Hal ini juga terjadi pada meme. Konten jenis ini memiliki makna lebih karena diproduksi sebagai respons atas suatu konten (caption) atau peristiwa yang terdokumentasikan lain. Makna lebih meme dapat berupa kritik, sindiran, atau hanya iseng karena tertarik pada obyek yang dijadikan meme.
Sebagaimana diketahui, proses penyerapan bahasa daerah dan asing ke bahasa Indonesia dapat dilakukan dalam empat cara, yakni serapan langsung (adopsi), seperti bank; serapan penyesuaian tata tulis-ucap (adaptasi), seperti selebritas; serapan penerjemahan (translasi), seperti swafoto (selfie); dan serapan penciptaan padanan kata baru (kreasi), seperti unduh (download). Sebagai contoh, kata effective (bahasa Inggris) tidak diserap langsung. Dalam bahasa Indonesia, kata ini menjadi efektif (adaptasi), berhasil guna (translasi), dan mangkus (kreasi).
Kata caption belum berterima serapan utuhnya karena huruf c umumnya diadaptasi sesuai dengan lafal bahasa Indonesia menjadi k. Bentuk serapan kapsi atau kepsyen sebagai serapan adaptasi pun belum dipertimbangkan sebagai entri kata Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sementara itu, penyerapan kreasi terdapat dalam KBBI. Kata caption dipadankan dengan kata takarir. Dalam KBBI V, kata takarir dibatasi dalam dua hal, yakni 1) catatan yang dituliskan di tepi halaman kitab; taklikat dan 2) terjemahan dialog pada film yang biasanya berada di bagian bawah tayangan atau tampilan. Namun, sayangnya, serapan kreasi ini belum berterima dalam khalayak pemakai bahasa Indonesia alias belum populer.
Hal berbeda terjadi dalam penyerapan kata meme. Kata ini telah masuk ke entri KBBI dengan proses adopsi, yakni meme. Dalam KBBI V, kata ini memiliki dua batasan, yakni 1) ide, perilaku, atau gaya yang menyebar dari satu orang ke orang lain dalam sebuah budaya dan 2) cuplikan gambar dari acara televisi, film, dan sebagainya atau gambar-gambar buatan sendiri yang dimodifikasi dengan menambahkan kata-kata atau tulisan-tulisan untuk tujuan melucu dan menghibur.
Kata meme yang dilafalkan satu suku kata dalam bahasa Inggris dapat diserap menjadi mim. Tentunya kata ini menjadi bentuk homonim karena ada arti penamaan atas salah satu huruf hijaiyah. Hal ini teristimewa. Penyebabnya, kata meme, dipopulerkan oleh Richard Dawkins sebagai sebuah kata kunci dalam evolusi budaya (dalam buku The Selfish Gene), mengacu pada analogi pembentukan kata gene yang diucapkan dengan satu suku kata, yakni gen (Teori Evolusi Biologis, Charles Darwin). Apalagi, dalam KBBI, serapan kata gene terentri gen.
Peran Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah maksimal menata serapan-serapan dari bahasa daerah dan asing. Selain media massa, pesohor-pesohor yang memiliki daya pengaruh patut dipertimbangkan. Mereka adalah para pemroduksi bahasa yang efektif mempengaruhi khalayak ramai pengguna bahasa Indonesia. Lebih dari itu, yang tak kalah penting adalah momentum yang mengiringi sebuah serapan disosialisasi. Lebaran tahun berikutnya mudah-mudahan kata caption dan meme dapat dipadankan dengan serapan translasi atau kreasi. Kita memiliki waktu setahun ini untuk membuatnya. Penyebabnya, serapan kadang memilih jalan sejarahnya sendiri: terindeks dalam kesadaran kolektif pemakai bahasa atau terlupakan dalam catatan sejarah leksikon.
*) PENYAIR, AKTIF DI ORGANISASI MATA PELAJAR INDONESIA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo