Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Krisis: dunia energi

Dalam dunia energi, di mana minyak memegang peranan utama, opec dilihat sebagai sumber kekacauan karena opec dapat menaikkan harga. itulah alasan mengapa energi jadi topik utama pada ktt negara industri.

7 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM dunia enerji, di mana minyak memegang peranan utama, OPEC dilihat sebagai sumber kekacauan semata-mata karena OPEC memiliki kemampuan untuk menetapkan harga minyak secara sepihak. Sudah dapat diperkirakan sebelumnya bahwa sidang ke-54 OPEC di Jenewa akan menetapkan harga baru dan bahwa tindakan tersebut akan dikecam oleh negara-negara maju pengimpor minyak. Dengan rumusan harga OPEC baru ini, secara nominal sejak 1 Juli 1979 harga minyak menjadi 24% lebih tinggi dari 1 April 1979 dan 42% lebih tinggi dari tahun 1978. Kenaikan ini tidak kecil, tetapi dari sudut OPEC hanya berarti bahwa nilai tukar (terms of trade) antara harga minyak dengan harga impor, yang memang telah merosot terus menerus, dikembalikan pada nilai tukar yang berlaku dalam tahun 1974. Artinya, setiap barrel minyak yang dijual di pasaran internasional dengan harga baru ini dapat membeli harga barang impor yang sama jumlahnya seperti tahun 1974. Tidak dapat disangkal, kenaikan harga minyak ini akan memukul negara berkembang non-minyak. Secara langsung kenaikan harga minyak ini diperkirakan akan menambah beban impor minyak negara-negara tersebut dengan $9 milyar. Neraca perdagangan mereka akan mengalami tekanan-tekanan tambahan karena meningkatnya harga-harga barang impor lainnya sejalan dengan laju inflasi dan menurunnya ekspor mereka sebagai akibat kelesuan ekonomi di negara industri. Defisit neraca perdagangan negara berkembang nonminyak ini mungkin akan mencapai $40 - 45 milyar pada 1979 dibandingkan dengan $27,5 milyar pada 1978. Akibat kenaikan harga minyak terhadap negara berkembang nonminyak memang merupakan dilema bagi OPEC dalam menetapkan harga minyak. Bukan tanpa alasan bahwa dalam sidang OPEC ini juga dibahas secara khusus masalah bantuan kepada negara-negara tersebut. Tapi dana khusus OPEC hingga saat ini belum banyak artinya, dan penambahan sebesar $800 juta dalam Dana Khusus OPEC jauh dari mengimbangi kebutuhan tambahan sebesar $9 milyar untuk impor minyak. Bagi OPEC masalah negara berkembang non-minyak tidak hanya menyangkut harga minyak, tapi harus diselesaikan dalam rangka hubungan antarnegara industri dan negara berkembang. Dalam kerangka ini OPEC menyumbangkan "solidaritas". Kambing Hitam Dari segi usaha merehabilitir nilai tukar, tindakan OPEC menetapkan tingkat harga baru sukar dipersalahkan. Merosotnya nilai tukar OPEC mengikuti merosotnya nilai mata uang dollar. Banyak teori mencoba menerangkan sebab merosotnya nilai mata uang dollar. Gejala ini, dikaitkan dengan membengkaknya defisit neraca perdagangan Amerika Serikat, untuk sebagian besar merupakan akibat pola konsumsi enerjinya, jadi menyangkut faktor-faktor strukturil dalam ekonomi dan masyarakat Amerika Serikat. Pada 1974-75, sebagai akibat kenaikan harga minyak sebesar 300%, konsumsi minyak Amerika Serikat menurun rata-rata 3% per tahun. Pada 1976-78 konsumsi minyak meningkat kembali dengan ratarata 4,7% per tahun, mendekati pertumbuhan rata-rata sebesar 5,1% per tahun dalam periode 1969-73. Pengaruh kebijaksanaan ekonomi Amerika Serikat masih sangat mempengaruhi dunia. Amerika Serikat mengkonsumsikan sepertiga konsumsi minyak dunia dan mata uangnya secara efektif masih merupakan alat pembayaran internasional. Produksi enerji di Amerika Serikat mengalami kemacetan bukan karena keterbatasan fisik sumber-sumbernya tapi karena intervensi pemerintah yang terlalu besar dalam ekonomi umumnya dan sektor enerji khususnya. Kemacetan produksi dan produktivitas merupakan sumbeI inflasi. Merosotnya nilai mata uang dollar juga berkaitan dengan laju inflasi di Amerika Serikat-relatif terhadap laju inflasi di negara partner dagangnya yang terpenting, seperti Jepang dan Jerman Barat. Inflasi di Amerika Serikat juga sudah merupakan masalah strukturil yang sukar diatasi dengan instrumen-instrumen moneter dan fiskal yang tradisionil yang lebih mengutamakan segi permintaan (demand) daripada segi penawaran (supply). Analisa serupa ini menunjukkan bahwa selama belum terlaksana penyesuaian strukturil di Amerika Serikat, selama itu pula sukar tercapai stabilitas harga pada umumnya dan harga minyak pada khususnya. Suatu komisi yang dibentuk Presiden Ford untuk mempelajari masalah enerji dunia, dalam tahun 1977 menyampaikan hasil studi yang telah menekankan masalah di atas. Krisis enerji dunia dalam arti keterbatasan fisik sumber-sumber enerji sebenarnya tidak ada yang ada adalah krisis dunia enerji, yaitu kekacauan dalam pengelolaan sektor enerji karena peraturan-peraturan dan campur tangan birokrasi yang terlalu besar. Keharusan OPEC untuk menetapkan rumusan harga baru merupakan usaha penertiban. Gejolak harga, sebagai akibat gejolak politik di Iran, dan meningkatnya peranan pasaran tunai minyak di Rotterdam ternyata dapat menjadi sumber perpecahan dalam OPEC sendiri. Pasaran tunai Rotterdam sudah meliputi 8% minyak yang diperdagangkan secara internasional dan mencapai harga hingga $40 per barrel, sehingga harga patokan yang ditetapkan OPEC tidak lagi mempunyai arti. Keadaan di atas juga merupakan alasan pokok mengapa masalah enerji menjadi bahan pembicaraan utama dalam KTT Tokyo antara pimpinan 7 negara industri besar. Rumusan kebijaksanaan pembatasan impor yang dihasilkan di Tokyo dimaksudkan untuk menertibkan perdagangan minyak internasional. Amerika Serikat mengecam tindakan Jepang dan Jerman Barat membeli minyak secara besar-besaran di pasaran tunai Rotterdam dengan harga membumbung, hal mana, dimungkinkan karena surplus neraca pembayaran mereka. Sebaliknya negara-negara Eropa Barat mengecam kebijaksanaan Amerika Serikat memberikan subsidi impor minyak (diesel dan pemanasan) untuk memperbesar persediaannya. Kesemua ini telah ikut memperketat pasaran minyak dunia. Tapi rumusan pembatasan impor minyak tidak akan efektif dalam jangka menengah apabila tidak diikuti tindakan-tindakan lain. Ada dijanjikan oleh peserta KTT Tokyo untuk menangani secara tuntas masalah konservasi dan peningkatan produksi enerji. Tindakan-tindakan ini juga dibutuhkan untuk berunding dengan OPEC. Pada waktu yang hampir bersamaan baik pihak produsen utama dan pihak konsumen utama, di tempat yang berjauhan, telah menetapkan rumusan-rumusan yang bersifat penertiban. Di satu segi penertiban harga dan di segi lain penertiban volume. Antara harga dan volume terdapat kaitan yang sangat erat. Apabila terjadi ketidakseimbangan memang sukar dinilai "mana yang lebih dahulu, telur atau anak ayam?" Pihak yang menetapkan harga tidak selalu merupakan, sumber kekacauan. Untuk mencegah bahwa OPEC setiap kali dikambing-hitamkan, sidang ke-54 OPEC memutuskan akan membentuk sebuah panitia ahli yang ditugaskan merencanakan pembentukan kantor berita OPEC.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus