Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BARANGKALI ini sangat karikatural. Bayangkan kita seorang pengamat seni, mencoba memahami perkembangan tari kontemporer Indonesia. Maka slogan “jogetin aja” dari kandidat nomor 2 dalam pemilihan presiden ini sebenarnya menonjok keras. Tak cuma meninju mereka yang merasa ajakan adu gagasan malah dilecehkan dengan goyang gemoy, juga bagi kalangan budaya yang percaya seni berhubungan erat dengan politik. Hubungan macam apa? Itu jadi perlu dirumuskan ulang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Tari dan Joget"