Laporan Utama TEMPO, 10 Oktober 1992, ihwal Pak B.J. Habibie sungguh merangsang dan memikat. Habibie tampil utuh, kukuh, dan ampuh. Meminjam katak-kata Zainuddin Mz,"Pak Habibie memiliki otak Jerman, berhati Mekah, dan berkepribadian Indonesia." Singkat kata, Pak Habibie adalah salah seorang putera terbaik yang kita miliki saat ini. Tak heran bila Pak Habibie begitu santer dicalonkan sebagai wakil presiden mendatang mendamping Pak Harto. Rasanya, klop. Apalagi, sejak dulu hubungan Pak Harto dan Pak Habibie sengat dekat dan erat. Keduanya bagaikan "guru dan murid" yang telah melalui proses belajar-mengajar yang cukup lama. Boleh dikatakan, beliau berdua merupakan pasangan kompak, seia sekata, saling melengkapi. Bahwa Pak Habibie berasal dari kalangan non ABRI, itu tidak menjadi masalah. Bukankah dulu, Bung Hatta, Bung Adam Malik, Sri Sultan Hamengkubowono IX mampu dan sukses menjadi wapres ? Barangkali yang menjadi persoalan adalah bagaimana "nasib" sekian banyak jabatan atau pos penting (BPPT, BPIS, IPTN, dan sebagainya) yang, mungkin, akan ditinggalkan Pak Habibie. Tentu diharapkan, lembaga-lembaga itu tidak layu bila tak ada sentuhan langsung oleh tangan Habibie, mengingat negara kita masih dalam proses mengejar ketinggalan, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi. Herry Gendut Janarto Jalan Lengkuas II/10 Kom. Kembang Larangan Ciledug, Tangerang Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini