Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERTAMINA mencatat sejarah baru pekan lalu: membubarkan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dan semua anak usahanya. Tapi tak ada alasan berhenti di sini. Anak usaha Pertamina itu sudah terlalu lama diduga bergelimang "uang panas" komisi jual-beli minyak. Direktur utama baru Pertamina, Dwi Soetjipto, mengungkapkan dahsyatnya pemborosan Petral. Hanya tiga bulan setelah Pertamina mengambil alih tugas Petral, perusahaan minyak pelat merah itu meraup laba US$ 20 juta atau sekitar Rp 260 miliar. Itu sebabnya ketidakefisienan bertahun-tahun ini, yang sulit disebut sebagai kebetulan semata, wajib dibongkar sampai akar-akarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo