Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pramoedya lahir berkali-kali. Pemerintah Orde Baru mungkin menyangka dan telah menganggapnya- "mati" setelah mereka mencoba "membunuh"-nya dengan pembuangan ke Pulau Buru. Ternyata dia lahir- dan lahir kembali dengan karya-karya tetratologi-nya yang terus-menerus diselundupkan, melalui sebuah gerilya- tersendiri; dijual secara bergerilya dan dibaca secara diam-diam oleh beribu, berjuta mata di dunia dalam 41 bahasa yang berbeda.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo