Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahasa

Berita Tempo Plus

Energi Baru

Dalam konteks sejarah, kata “gerilya” melekat kuat pada taktik perlawanan. Jenderal Abdul Haris Nasution, penulis buku Pokok-Pokok Gerilya (1953), mengulas strategi perang keluar dari penindasan kolonialis.

2 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Energi Baru
Perbesar
Energi Baru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Pemerintah membuat program Gerilya untuk menyediakan energi baru dan terbarukan.

  • Dari segi semantik penamaannya sesuai makna mencegah krisis iklim.

  • Bagaimana mengeksekusinya?

ENERGI baru dan terbarukan (EBT) bisa dikatakan sebagai frasa ampuh untuk membangun kedaulatan dan kemandirian energi di tengah krisis iklim dan lingkungan. Isu ini makin prominen di Indonesia tatkala lewat cuitan di Twitter Coldplay—grup musik ternama asal Inggris—mengajak Presiden Joko Widodo bergabung dalam Ban Ki-moon Centre untuk berkomitmen menjalankan program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) dalam #GlobalCitizen Live.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Naufal Azizi

Naufal Azizi

Pemerhati Energi dan Kajian Budaya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus