Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JIKA diibaratkan sakit, hubungan diplomatik Indonesia-Amerika Serikat belum bisa disebut demam. Barangkali baru tingkat meriang saja. Panasnya sedikit di atas rata-rata, tetapi belum sampai mendidih. Tak ada usir-mengusir duta besar. Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Robert S. Gelbard, yang diusulkan banyak kalangan supaya diusir—istilah halusnya persona non-grata—sudah cukup banyak dikecam karena dinilai terlalu sering campur tangan pada urusan dalam negeri Indonesia. Menteri Luar Negeri Alwi Shihab pun sudah condong menyalahkan Gelbard, dan karena itu dia sudah memanggilnya. Tapi, Presiden Abdurrahman Wahid di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu pekan lalu jelas-jelas menyebutkan, Gelbard tak perlu diusir. Bahkan, Gus Dur cenderung membela Gelbard. Di Jakarta, juru bicara presiden, Wimar Witoelar, juga membantah bahwa ada mata-mata AS di sini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo