Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Sudah Kompor Gas, Premium Pula

Untuk mengatasi tuduhan Premium tercemar, Pertamina tak bisa hanya membantah. Sosialisasi dan peningkatan pelayanan.

2 Agustus 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ALIH-alih terkenal sebagai produsen ”emas hitam”, Pertamina kini lebih sering dijadikan kambing hitam. Belum kelar orang menuding Pertamina se bagai biang kerok kompor gas meleduk, kini me reka harus menghadapi tuduhan lain: bertanggung jawab atas rusaknya pompa bahan bakar ribuan mobil. Terlepas dari siapa yang benar-benar gawal dalam kedua kasus itu, publik telanjur percaya: Pertaminalah yang salah.

Sebermula adalah keluhan Blue Bird Group, karena 1.200 taksi mereka, terutama jenis Toyota Limo, rusak sejak Mei lalu. Ngadat-nya seragam: pompa bahan bakar mogok. Setelah berita tersebar, keluhan yang sama ternyata juga datang dari pemilik kendaraan pribadi dari berbagai merek. Mereka lalu sepakat mengarahkan telunjuk ke perusahaan milik negara itu. Premium, yang memang hanya disalurkan Pertamina, buruk kualitasnya.

Tak sudi disalahkan, Pertamina mengatakan kualitas produknya oke-oke saja. Lalu maraklah perdebatan. Kedua pihak saling menyalahkan dan menyuguhkan bukti. Misalnya oktan Premium yang terlalu rendah, kandung an belerang dan air dalam bahan bakar yang melewati batas, tangki pengangkut bahan bakar yang jorok, atau kecurigaan Pertamina terhadap kualitas suku cadang mobil. Perdebatan tak selesai, dan masalah ini masih ”misterius”.

Mungkin Pertamina harus belajar dari kasus seperti ini. Bantahan yang terkesan defensif itu terbukti tak menyelesaikan masalah. Masyarakat bahkan cenderung tak percaya terhadap dalih yang diajukan Pertamina. Ketidakpercayaan ini punya sejarah panjang. Masyarakat sudah terlalu lama ”diminta” memaklumi kecurangan di pompa-pompa pengisian bahan bakar Pertamina.

Pertamina sebetulnya punya pengalaman buruk yang semisal. Ketika terjadi banyak ledakan karena gas, orang sejak awal sudah menyalahkan tabung gas Pertamina. Bahkan hampir semua berita menuliskan ledakan gas ini sebagai ”ledakan tabung gas” meski tabungnya sama sekali tak meletus. Ketika dikatakan bahwa sebagian besar penyebab ledakan adalah kecerobohan masyarakat yang belum siap beralih dari minyak ke gas, orang tetap menyalahkan Pertamina.

Demikian juga dengan soal Premium. Meski bahan bakar ini bersubsidi, bukan berarti Pertamina bisa memberikan pelayanan kelas dua. Pertamina tidak keluar uang sepeser pun untuk menyubsidi rakyat. Selisih harga Premium dibayar oleh negara. Bahkan, sudah seharusnya Pertamina memiliki perhatian istimewa pada distribusi Premium. Tanpa bahan bakar bersubsidi itu, Pertamina harus bersaing bebas melawan perusahaan minyak mancanegara, yang memberikan pelayanan lebih baik dan lebih dipercaya publik. Jika subsidi Premium dicabut, hampir bisa dipastikan konsumen lebih memilih pompa bensin milik perusahaan asing.

Kedua kasus ini seharusnya bisa ”diambil hikmahnya” oleh Pertamina. Perbaikan tidak hanya bisa dilakukan dengan memberikan bantahan setiap kali tuduhan muncul, tapi benar-benar menjadikan rakyat Indonesia—pembeli setia mereka sebagai raja. Dengan tidak mengkhianati dan memberikan pelayanan terbaik kepada ”raja”, Pertamina akan mendapat kepercayaan publik. Mereka tak akan mudah disalahkan jika peristiwa seperti ”Premium versus pompa” ini terjadi di lain waktu. Bahkan tak mustahil masyarakat akan membela Pertamina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus