Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

20 Puisi tentang Alam yang Singkat, Menyejukkan, dan Penuh Makna

Kumpulan contoh puisi tentang alam yang menyiratkan kebesaran kuasa Tuhan, mulai dari keindahannya hingga bencana yang terjadi.

10 Januari 2025 | 11.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Puisi tentang alam. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Puisi adalah karya seni sastra yang terbentuk dari pikiran dan ekspresi hati penyair yang disusun dengan kata-kata yang indah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Puisi dapat dibuat dalam berbagai tema, mulai dari kehidupan, perjuangan, pendidikan, politik, budaya, sosial, keagamaan, percintaan, hingga alam sebagai wujud syukur terhadap Tuhan Sang Maha Pencipta. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir repository.uhamka.ac.id, puisi merupakan kata sastra yang terdiri dari rangkaian kata pilihan, menawan, indah, menyentuh hati, dan mengandung makna mendalam. Lantas, seperti apa contoh puisi tentang alam? 

Contoh Puisi tentang Alam

Dikutip dari Buku Antologi Puisi Siswa SD Medan - Binjai: Tuhan Menjaga Alam (2015) dan Buku Antologi Puisi Nono Warnono: Kidung Langit (2021), berikut beberapa contoh puisi tentang alam: 

Puisi tentang Alam 1

Judul: Hutanku Masa Depanku

Penulis: Ghina Abiyyah Maharani 

=======

Hutan...

Kau sangat berjasa

Tempat sumber oksigen

Untuk kehidupan makhluk hidup

 

Hutan...

Tempat hidup hewan

Tempat hidup tumbuhan

Dari segala ragam jenisnya

 

Hutan...

Kini kau tiada

Rusak karena ulah manusia

Yang rakus dan semakin merajalela

 

Wahai manusia ...

Mari lestarikan hutan

Demi kehidupan

Dan masa depan

Puisi tentang Alam 2

Judul: Hutan yang Malang

Penulis: Jehan Sri Handani

====== 

Alangkah indahnya dirimu

Kau mempunyai daun yang lebat

Kau berguna sebagai paru-paru dunia

 

Hutan malangnya nasibmu

Karena orang yang membakar dirimu

Sangat tega dan tidak mempunyai hati nurani

Dia tidak melihat

Begitu banyak orang yang sakit

Dan meninggal

 

Udara pun menjadi terganggu

Tanah pun menjadi gersang

Banjir melanda kota

Oh, malangnya nasibmu

Puisi tentang Alam 3

Judul: Lingkungan Cermin Kehidupan

Penulis: Shafiyyatul Amaliyyah

====== 

Lingkungan...

Engkaulah tempat perpijakan

Bagi kami para manusia

Manusia yang tidak tahu apa-apa

Terhadap apa yang dilakukannya padamu

 

Oh... Lingkungan...

Engkau laksana cermin kehidupan

Cermin kehidupan yang menunjukkan sebuah watak

Watak dari beribu-ribu manusia

Yang bahkan tak mengerti kebutuhanmu

Kau terhampar luas di penjuru dunia

Namun kau terlihat tak lagi sama

 

Kini waktu berjalan cepat

Keadaanmu terlihat semakin buruk

Padang rumput hijau nan subur

Telah menjelma menjadi kepulan asap nan hitam

Sungai mengalir jernih, bak intan diterpa sinar matahari

Menjelma menjadi sungai cokelat nan deras

Namun bukan cokelat manis nan lezat

Tetapi cokelat yang busuk diterpa kotoran pembuangan

 

Oh... Lingkunganku...

Roda perekonomian dunia terus berputar

Gedung-gedung pencakar langit dibangun

Muncul barang-barang pintar nan canggih

Untuk membantu kehidupan manusia

Namun bukan untuk membantumu

Manusia terlihat semakin berseri

Sedang keadaanmu makin memburuk

Terima kasih... Lingkunganku...

Aku berjanji suatu saat akan membantumu

Puisi tentang Alam 4

Judul: Kabut Asap

Penulis: Fadira Nur Rahma

======

Ya Tuhan...

Kabut asap di mana-mana

Aku gerah dengan semua ini

Semua karena manusia

Yang mementingkan diri sendiri

Yang mementingkankan kekayaannya sendiri

 

Karena manusia yang serakah

Membakar hutan-hutan kita

Akhirnya semua orang merasakan akibatnya

Terkena asap yang sangat perih rasanya

Beribu-ribu manusia menderita penyakit

Menderita penyakit yang sangat berbahaya

Padahal mereka adalah orang-orang yang tak berdosa

 

Bukan hanya asap

Banjir pun ikut melanda kita

Sungguh besar akibatnya

 

Ya Tuhan...

Kuatkanlah kami

Untuk dapat menahan semua ini

Berilah kami kesabaran

Untuk menunggu kapan asap ini akan berhenti

 

Ya Tuhan...

Maafkanlah kami

Berikanlah kami jalan keluar

Untuk menghadapi semua ini

Puisi tentang Alam 5

Judul: Oh, Bumi

Penulis: Cut Amanda Azzahra

===== 

Makhluk hidup berkeliaran di sudut-sudut bumi

Air laut yang berwarna biru

Daratan yang berwarna hijau

Gedung-gedung pun menjulang tinggi

Sungguh indah dan besar bumi ini

 

Oh bumi...

Dunia telah berguncang

Memberi tahu kepada manusia bahwa kau telah rusak

Tetapi, kenapa bumi masih sanggup menahan ini

 

Oh bumi...

Bumi yang semakin rusak

Manusia tidak memikirkannya

Musibah-musibah yang menimpa

Kurasa itu mungkin balasan bumi

Terhadap apa yang dibuat manusia selama ini...

 

Oh bumi...

Aku berharap tuhan membukakan pintu hati manusia

Aku ingin melihat indahnya dunia ini

Alam yang damai

Mentari yang tersenyum

Yang kukenang di hati

Yang tak pernah kulupakan sampai akhir hayat nanti

Puisi tentang Alam 6

Judul: Temanku Lingkunganku

Penulis: Fetricia Revanie

====== 

Lingkunganku

Oh lingkunganku

Aku akan selalu menjagamu

Agar bersih selalu

 

Lingkunganku

Oh... Lingkunganku

Janganlah kau kotor

Janganlah kau rusak

 

Lingkunganku selalulah bersamaku

Kau menjadi salah satu hakku

Untuk membersihkanmu selalu

Kaulah lingkungan terbaikku

 

Lingkungan hidupku

Janganlah kau tinggalkanku

Aku berjanji akan selalu menjagamu

Sampai akhir waktu

 

Aku sungguh menyukaimu

Seperti menyukai ibuku

Terima kasih lingkunganku

Kau telah menjadi teman baikku

Puisi tentang Alam 7

Judul: Lingkungan Hidup Kita

Penulis: Meisya Audreynna Azzahra

======

Temanku...

Marilah kita jaga lingkungan kita

Kita lestarikan lingkungan hidup kita bersama-sama

Karena ini adalah ciptaan tuhan untuk diri kita juga

Allah swt menciptakan ini

Agar kita manusia dapat hidup

Dengan semua kekayaan yang ia berikan

 

Temanku...

Janganlah kau rusak semua kekayaan alam ini

Karena banyak sekali orang yang memerlukannya

Ketimbang dirimu itu

 

Temanku...

Mari kita lindungi bersama semua ini

Karena lingkungan hidup adalah tempat kita

Mendapatkan segalanya

Mari kita rawat semuanya ini bersama-sama

 

Temanku...

Janganlah kau lebih suka

Merusak daripada merawatnya

Karena lingkungan juga memerlukan kita manusia

Untuk bertahan hidup

 

Temanku...

Janganlah kau hanya mengambil untungnya saja

Tanpa ingin merawatnya karena tanpa lingkungan, hidupmu akan susah

Jadi mari kita rawat

Lindungi dan lestarikan lingkungan hidup

Puisi tentang Alam 8

Judul: Lingkungan yang Indah

Penulis: Afrina Hera Rahma Dini

======

Oh lingkungan...

Kau bagai permata di mataku

Karena kau dunia ini menjadi indah

 

Oh lingkungan...

Kau sudah menghias dunia ini

Dengan tanaman dan bunga-bunga

 

Tetapi sayang

Tanaman dan bunga-bungamu

Sering dipetik dan dirusak orang

Sehingga habis

 

Tetapi aku tidak akan pernah

Membuat bunga dan tanamanmu

Hilang dan layu

Aku akan merawatmu

Sampai mekar dan indah

 

Karena kau aku hidup

Kalau tidak ada kau

Semua manusia menghirup udara kotor

Dan karena kau

Udara kotor menjadi udara yang bersih

Puisi tentang Alam 9

Judul: Taman yang Menawan

Penulis: Azlia Khaira Putri

====== 

Kau tampak begitu indah

Tataanmu begitu menawan

Penuh dengan bunga d

An rerumputan hijau

 

Anak-anak tampak gembira

Bisa berada di taman

Banyak mainan yang menarik

Banyak pula bunga yang mekar

 

Di taman

Air mancur menjulang tinggi

Pepohonan besar berdaun lebat

Juga pepohonan kecil yang daunnya meliuk-liuk

Diterpa angin

 

Terdapat pula kolam ikan

Tumbuhan berwarna-warni

Sungguh pemandangan nan menawan

 

Oh taman...

Begitu menakjubkan

Puisi tentang Alam 10

Judul: Alam untuk Anak Cucu Kita

Penulis: Fouren S. Wijaya

======

Kau yang kini tertawa

Memandikan harta

Duduk dengan santai

Berkawan dengan kemewahan

 

Dari mana semua kau dapat?

Dari hutan yang kau tebang

Dari hewan yang kau bunuh

 

Apakah kau tak ingat?

Masih ada anak cucu kita

Yang mau melihat keindahan alam

Dan masih mau menghirup udara segar

Puisi tentang Alam 11

Judul: Halaman Rumahku

Penulis: Kaylanisa Putridefa

======

Bila kulihat halaman rumahku yang indah

Aku sangat senang dan bahagia

Kusiram setiap hari agar tetap subur

Kurawat setiap hari agar tetap indah

 

Bila halamanku kotor dan gersang

Segera kubersihkan agar kembali indah

Tak kubiarkan layu

Meskipun banyak yang merusaknya

 

Rumahku menjadi indah dan segar

Karena halamanku kaya oksigen

Suasana di rumah pun menjadi nyaman

 

Tanaman juga paru-paru dunia

Untuk menghindari pemanasan global

Jaga dan rawatlah halamanmu

Puisi tentang Alam 12

Judul: Bencana Asap

Penulis: Putri Rhamadani

 ======

Indonesia menangis

Karena kabut asap yang kian meningkat

Memakan korban dengan singkat

Maut datang, secepat kilat

Kematian terjadi di mana-mana

 

Lingkunganku yang indah

Kini menjadi kotor

Kabut asap menutupi keindahan alam

Alam menjadi sangat kelam

 

Hidup menjadi semakin susah

Banyak yang sedih

Melihat alam yang kini telah rusak

Dan kematian yang terus menerkam

 

Oh Tuhan... Tolonglah hambamu

Yang sedang kesusahan

Untuk menghilangkan kabut asap

Agar kami hidup aman dan tenteram

Puisi tentang Alam 13

Judul: Alam Tempat Tinggalku

Penulis: Irine Raka Nabila

====== 

Alam tempat tinggalku

Memberiku banyak manfaat dan kebutuhan

Hutan memberiku kayu dan segala buah dan sayuran

Hutan juga adalah tempat tinggal

Bagi bermacam jenis hewan

 

Kini hutan sudah semakin sedikit

Tiada reboisasi menanam hutan di lahan yang kosong

Manusia membakar seluruhnya

Hingga tiada satu pun tumbuhan di lahan itu

Asapnya menyebar hingga ke pelosok dunia

Dan menyebabkan kematian

 

Sampah yang dibuang sembarangan

Mengakibatkan banjir, pencemaran air, dan tanah

Begitu juga bencana alam meletusnya gunung sinabung

Mengakibatkan kematian yang besar

 

Aku sedih melihat seluruh peristiwa itu

Dan aku bersumpah

Akan selalu menjaga alam di sekitarku

Puisi tentang Alam 14

Judul: Karena Kabut Asap

Penulis: Irfa Zafira

======

Dahulu, lingkunganku sangat bersih indah dan asri

Kami tidak pernah takut akan lingkungan kami kumuh

 

Tetapi, sekarang lingkunganku dipenuhi asap

Asap itu disebabkan pembakaran hutan

Aku berpikir bahwa orang yang membakar hutan itu

Tidak mau bertanggung jawab

 

Teman-teman ayo kita lestarikan hutan kita

Agar negeri ini bersih, indah, dan tenteram

Pasti bapak presiden akan senang

Melihat negerinya bersih

 

Setelah kabut asap datang melanda negeri ini

Pasti bapak presiden akan mencari

Orang-orang yang membakar hutan itu

Dan akan memenjarakannya

 

Dan sekarang

Aku harus bangkit

Menghijaukan kembali hutanku

Sebagai baktiku membalas jasa pemuda indonesia

Yang berjuang demi bangsanya 

Puisi tentang Alam 15

Judul: Sampah di Mana-mana

Penulis: Regina Akiko

====== 

Sampah... Sampah... Sampah...

Di mana-mana kulihat kau

Di mana-mana kau ada

Di jalan, di selokan, bahkan di lingkungan rumah

Sampah...

 

Oh... Sampah

Kau adalah musuh bagi manusia

Kau yang paling tidak disukai

Kau hanya akan menyebarkan penyakit untuk kami

 

Sampah...

Kau tak akan pernah habis

Kau hanya mencemari lingkungan kami

Baumu busuk

Membuat kami merasa tidak nyaman

Dan kau hanya bisa membawa bencana

 

Kau yang menyebabkan lingkungan kami menjadi rusak

Siapa yang akan menjaga lingkungan kami

Siapa yang akan membersihkan lingkungan kami

Dan siapa yang akan melindungi lingkungan kami

 

Oh... Sampah 

Puisi tentang Alam 16

Judul: Banjir

Penulis: Nono Warnono

====== 

Banjir, air meluap

Menghanyutkan (segala) sampah

Merusak perumahan

Sawah, tegalan

Mendadak surut

Lalu kering

Kerugian kasat mata

 

Banjir global

Memercik amoral

Merusak anak cucu (yang) nakal

Menghantam peraturan

Menghanyutkan kepercayaan

Pergumulan kebudayaan

Rob tak juga surut

Merendam generasi

Amoral dekadensi

“Yaa Rabb”

Puisi tentang Alam 17

Judul: Meranggas

Penulis: Nono Warnono

======

Mengapa alunan dedaunan mudah sirna

Lalu berganti irama

Oleh perbedaan keadaan dan suasana

Ribuan dahan-dahan kering

Melayang daun-daun kerontang

Menjadi nada senantiasa lantang

 

Mengapa dedaunan berguguran

Bunga-bunga berjatuhan

Tertiup angin di setiap musim

Saat kehidupan semakin menyedihkan

Berusaha menyangga keluhan yang terlahir menjadi

Ratapan

 

Mengapa bunga-bunga di taman hati

Yang kupelihara dengan teguhnya janji

Terkena tulah layu di taman mimpi

Tanpa daun tanpa berbunga

Meranggas menerbangkan harapan 

Puisi tentang Alam 18

Judul: Pelangi

Penulis: Nono Warnono

======= 

Semburat indah menarik hati (tatkala) lembayung senja berkelebat

Dihiasi aneka warna yang menarik akal

Lalu segera saja gelap merebut pagi yang berselimut cakrawala

Hati tergugah kaki melangkah tangan bergerak-gerak melambai-lambai

Tanpa guna kecewa meski begitu gerak laku silih berganti mengalir

Gerak laku zaman adalah kuasa Gusti

Manusia semata-mata hanya menjalani

 

Awal mula kehidupan cakra manggilingan roda yang berjalan

Obsesi ambisi terhitung mengikuti tonggak masing-masing

Gebyar keindahan duniawi jangan sampai membuat silau

Keinginan hati serta tujuan tanpa ikatan (akan) mengusik hati membuat resah

Menggendong bumi meraih bulan memanggul matahari ibaratnya

Manusia menggebu-gebu, terlalu besar keinginan

 

Merah jingga membara hasrat amarah serakah penuh nafsu 

Kuning menyilaukan bergelut dengan belenggu nafsu supiah aluamah

Hijau biru takdir kehidupan telah digariskan bahagia sedih (maupun) sengsara

Keinginan manusia tak tampak akan memberontak

Sungguh menuju suatu hari putih suci tatkala kalbu telah bersatu dengan

Gusti 

Puisi tentang Alam 19

Judul: Semilir Angin

Penulis: Nono Warnono

======= 

Ibarat semilir angin kahyangan yang bersenandung

Bertabur janji-janji harum menyeruak

Samudra malam (mengalunkan) ombak riak-riak mimpi

Ditemui, esok akan ditemui

Lekas, itu hanya kata-kata manis

(sebab) kehidupan (yang) penuh beban

 

Seolah semilir angin kahyangan yang digubah

Terdengar iramanya mendayu-dayu memberi penghiburan

Pendek kata hancur lebur

Diselingi tangis mendayu-dayu yang merobek-robek pikiran

Jerit mengaduh tanpa putus

Rakyat menjadi pembenci

 

Dihempas angin lesus yang bergulung

Pada rumput teki yang tersampar sandung

Tangis jiwa yang saling menyayat

Kahyangan hanyalah bayangan

Tanpa kebijaksanaan 

Puisi tentang Alam 20

Judul: Pohon-Pohon Kering

Penulis: Nono Warnono

======= 

Dahulu daun-daun rimbun menggantung

Bagaikan tanda sebagai tempat pengayoman di tengah kehidupan

Meneteskan keteduhan yang memberikan ketentraman bagi rumput-rumput teki

Meski sinar mentari direbut

Alang-alang yang merdeka, kepahitan diterima bagaikan kenikmatan

 

Dahulu, pohon-pohon tinggi meraih angkasa

Manunggal bersatu melebur tampak angker membuat enggan

Seribu angin tak akan mampu menggulingkan akar-akarnya yang mencengkeram erat

Angin lesus timur-barat tak mampu mendekat

Kini semua itu telah menjadi cerita lalu yang mengandung misteri

 

Dahulu pohon pohon tampak sangar penuh hantu menakutkan 

Duri-duri tajam saling menganga mengerikan

Tak ada aneka hewan yang mampu merasuk berkeliaran di dalamnya

Dibatasi burung-burung kesayangan yang menjadi hiasan 

Meski tikus-tikus wirok membawa mangsanya

 

Kini daun-daun telah kering

Saling jatuh berserak terinjak oleh gerak laku waktu

Pohon-pohon besar telah roboh digulung keadaan

Duri belukar telah sirna, terbang ditempuh angin zaman

Dan tikus-tikus yang bersembunyi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus