Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komponen air purifier, filter adsorben atau katalis seperti arang (karbon) dapat hilangkan bau dan polutan gas seperti senyawa organik yang mudah menguap atau ozon. Air purifier ini terdiri dari bahan berserat atau berpori yang berfungsi menghilangkan partikel padat seperti debu, serbuk sari, jamur, dan bakteri dari udara.
Alat penyaring udara ini digunakan dalam aplikasi, terutama untuk membangun sistem ventilasi dan mesin. Sistem kerjanya, udara yang bertebaran di dalam ruangan disedot dengan bantuan kipas dan kemudian terjadi proses penyaringan pada bagian filter yang letaknya berada di bagian belakang air purifier. Udara yang telah selesai di saring kemudian disalurkan ke luar melalui pemyalur udara yang tersedia.
Berdasarkan hasil penelitian Retroscreen Virology dari Inggris, keberadaan alat ini memiliki efektivitas membasmi virus dan bakteri. Pengerjaan penelitian ini dengan memasukan virus dalam kotak kemudian menggunakan air purifier, dan hasilnya kemudian tampak penurunan jumlah aktivitas virus.
Udara yang dikeluarkan tentunya sudah menjadi segar dan bebas polusi karena debu, kuman, bakteri, partikel di dalam udara sudah disaring terlebih dahulu. Efektivitas kemampuannya untuk membersihkan udara bisa mencapai hingga 95 persen.
Penelitian sebelumnya dilakukan di Inggris, ternyata tak membuat bahwa penggunaan Air Purifier populer di negara barat, justru air purifier ini terus berkembang di Asia.
Baca: Air Purifier Ampuh Cegah Virus Corona, Mitos Atau Fakta
Data dikutip dari laman Akademi Ilmuan Muda Indonesia (Almi), menyebutkan sebab tingginya permintaan alat pembersih udara ini dengan nilai pasar lebih dari US$30 miliar atau Rp 424 triliun per tahun pada 2023. Seperti di kawasan dengan tingkat polusi tinggi di luar ruangan seperti pusat kota Beijing, Cina atau New Delhi, India.
Meskipun sudah mengalami berbagai macam pengembangan teknologi air purifier, terdapat beberapa hal yang masih menjadi pertanyaan, masih mengutip dari sumber Almi, Beberapa alat membuat gas menempel pada penyaring yang terbuat dari arang, kemudian terdapat air purifier lain yang menggunakan radiasi UV untuk mempercepat reaksi kimia yang mengubah gas menjadi karbon dioksida dan air.
Kesimpulannya, pengembang atau produsen belum menerbitkan data yang menjamin bahwa proses ini tidak mengubah senyawa yang relatif jinak menjadi sesuatu yang lebih berbahaya.
Meski demikian, efektivitas membersihkan udara dari debu salah satunya bermanfaat untuk mengurangi terjadinya risiko aeroallergen yaitu senyawa yang dapat menginduksi imunoglobulin melalui paparan berupa inhalasi (dihirup), juga asma. Namun perlu dilakukan secara rutin untuk menjaga kebersihan filter dalam air purifier supaya tidak menjadi sumber menyebarnya penyakit-penyakit baru.
TIKA AYU
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini