Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Amuk Angin Mirip Tornado di Rancaekek dan Video Mencekam dari Balik Kaca Jendela

Video amuk angin mirip tornado di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, bertebaran di media sosial.

22 Februari 2024 | 00.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi langit yang gelap saat terjadi angin tornado pertama di Indonesia, Rabu, 21 Februari 2024. X.com/@EYulihastin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Video amuk angin mirip tornado di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, bertebaran di media sosial. Video-video viral itu merekam kejadian mulai dari pusaran awan hitam, sebelum belalai awan menjulur ke permukaan, sampai aneka dampak amuk angin itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Video datang antara lain dari dalam kawasan industri, kompleks perumahan, dan jalan raya. Seluruhnya menunjukkan amuk angin yang sangat kuat, lebih daripada puting beliung. Angin mampu mengoyak dan membuat ambruk atap sejumlah pabrik serta mengisap banyak material hingga beterbangan di udara di lintasan yang dilaluinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satu video yang diunggah pemilik akun X, misalnya, menunjukkan situasi mencekam di jalan raya. Pemilik video berada dalam kendaraan dan merekam bagaimana pepohonan patah, tumbang, bahkan tercerabut terbang di hadapannya. Beberapa menimpa kendaraannya dan menyebabkan kaca depan retak.

Video yang lain menunjukkan pemandangan yang sama mencekam dari balik jendela kaca sebuah pabrik. Video berakhir ketika benda-benda beterbangan di udara semakin dekat dan menghantam jendela kaca itu.

Laporan BPBD Jawa Barat menyebutkan lokasi amuk angin bak tornado itu terjadi di kawasan perbatasan Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, dan Rancaekek, Kabupaten Bandung. BPBD mencatat kejadian itu Rabu sore, mulai pukul 15.30 WIB.

Cuplikan video saat terjadi angin tornado pertama di Indonesia di Rancaekek, Bandung, Rabu, 21 Februari 2024. X.com/@@DhankSuhendar

BMKG Bandung mengklaim sudah mengeluarkan empat kali peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat sepanjang Rabu, sebelum kejadian amuk angin tersebut. Peringatan dari prakirawan Stasiun Klimatologi Jawa Barat itu muncul beruntun dari pukul 11.30 WIB hingga 16.40 WIB.

Berdasarkan analisis cuaca BMKG, suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia yang relatif hangat mendukung penambahan suplai uap air ke beberapa wilayah, termasuk Jawa Barat dan sekitarnya. Adapun kelembapan udara relatif basah, yaitu 45-95 persen.

BMKG pun menemukan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Pulau Sumatera. Kondisi itu memicu terbentuknya area netral poin dengan area pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi) serta belokan angin (shearline) di sekitar Jawa Barat.

Fenomena tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan awan di sekitar wilayah konvergensi dan belokan angin. Indeks labilitas, dari catatan BMKG, berada pada kategori labil sedang hingga tinggi di sebagian wilayah Jawa Barat. Artinya ada potensi peningkatan aktivitas pertumbuhan awan konvektif pada skala lokal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus