Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Ancaman dari Si Mahkota Duri

Acanthaster plancii ditemukan di perairan Manokwari. Ia bintang laut pemangsa terumbu karang yang ganas.

8 April 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


Sekilas bentuknya mirip bintang warna-warni. Ungu dan cokelat tanah. Namun, keindahan itu sudah diperisai oleh duri yang membungkusnya. Tangan manusia yang mencoba menjamah kemolekan tubuhnya bisa hangus oleh racun yang melekat di ujung duri tadi. Bukan ha-nya bagi manusia ia berbahaya. Makhluk yang umumnya berdiameter 30 sentimeter itu adalah pemangsa terumbu karang yang ganas. Dialah Acanthaster plancii alias bintang laut si mahkota duri.

Binatang itu 20 Maret lalu ditemukan Ir. Barnabas Wurlianty, peneliti dari lembaga lingkungan berskala internasional, WWF (World Wide Fund for Nature) perwakilan Sahul, Irianjaya. Bas, begitu panggilan akrabnya, sempat tercekat ketika pertama kali menyaksikan binatang itu di tengah ekspedisinya di perairan Manokwari, Irianjaya. Bas terpana menyaksikan sekitar lima ekor binatang cantik itu tengah asyik melahap satu koloni karang meja.

Menurut Bas, si mahkota duri niscaya salah satu penyebab kerusakan terumbu karang di perairan Manokwari. Terumbu karang di pantai itu dilaporkan rusak sekitar 26 persen dari keseluruhan luas terumbu karang di sana. Penyebab kerusakan itu bermacam-macam, antara lain penggunaan bom oleh para nelayan dalam mencari ikan dan pengaruh alam seperti suhu dan gempa. Dan kehadiran si mahkota duri ikut memperparah kerusakan itu.

Acanthaster plancii, sebut saja si mahkota duri, memang dikenal sebagai pemangsa terumbu karang. Binatang itu hidup di kawasan terumbu karang di Lautan Pasifik yang tropis. Ia dijuluki si mahkota duri karena tubuhnya berduri panjang, tajam, dan beracun. Ia termasuk binatang yang oportunistis dalam hal makanan. Ia melahap ganggang, hewan tak bertulang belakang, bangkai ikan, bahkan sesama Acanthaster.

Namun, yang paling digemari, ya, terumbu karang. Maklum, tumbuhan laut itu baginya sumber nutrisi yang gurih. Karena itu, seekor bintang laut mampu melahap hingga 6 meter permukaan karang per tahunnya. Bahkan menurut Bas, seekor mahkota duri mampu mengunyah habis sekitar 2 meter karang per hari.

Binatang yang bertelur itu bisa mewabah bila terjadi badai hujan yang dahsyat. Berdasarkan suatu teori, wabah itu muncul tiga tahun setelah badai dahsyat menyapu sebuah kawasan dengan curah hujan yang tinggi dan luapan sedimen dari daratan ke laut. Nutrisi yang terkandung dalam sedimen itu, menurut teori tersebut, menyebabkan banjir phytoplankton. Phytoplankton itulah yang dilirik si mahkota duri yang masih remaja untuk dijadikan makanannya.

Sementara itu, mahkota duri yang betina mampu bertelur 12 juta butir per bulannya. Memang tak semuanya bisa menetas. Namun, kemampuannya dalam reproduksi itulah yang membuat kehadiran si mahkota duri bisa menjadi wabah yang mengancam. Contohnya, kasus di Pulau Guam. Sebuah laporan menyebutkan bahwa si mahkota pernah membabat sekitar 90 persen terumbu karang di perairan antara Honolulu dan Filipina itu dalam beberapa bulan pada 1968-1969.

Karena itu, begitu melihat kehadiran si mahkota di Manokwari, Bas segera menyingsingkan lengan baju untuk membasminya. "Jika dibiarkan dan populasinya terus bertambah, kerusakan yang lebih parah bisa terjadi," kata Bas. WWF perwakilan Irianjaya karena itu akan segera melakukan beberapa langkah. Sementara ini yang bisa dilakukan adalah mengendalikan populasinya, senyampang si mahkota duri belum merebak. Caranya bisa dengan mendatangkan triton terompet (Charonia tritornis L), yaitu binatang pemangsanya, atau cukup dengan mengangkatnya ke darat dan membunuhnya secara konvensional.

Kelik M.N. dan Agus Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus