Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggrek biasanya terlihat sebagai bunga dengan warnanya yang cantik. Tapi, spesies baru yang ditemukan di Madagaskar ini jauh dari kriteria cantik, bahkan diberi label 'yang terjelek di dunia'.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gastrodia agnicellus, begitu jenis ini dinamakan, ditemukan di lantai hutan--di balik kanopi pepohonan hutan lembap yang rapat--di Madagaskar pada awal tahun ini. Anggrek ini menghabiskan hampir seluruh hidupnya di bawah tanah dan tidak memiliki daun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanaman ini hanya muncul ke permukaan untuk berbunga dan menebar bijinya. Bunganya yang berwarna coklat hanya berukuran sekitar 11 milimeter. "Saya yakin hanya induknya yang berpikir tanaman ini cantik," kata Johan Hermans dari Royal Botanic Gardens, Kew, di London, Inggris, penemu spesies itu.
Hermans menerangkan nama 'agnicellus' yang diberikannya berasal dari kata dalam Bahasa Latin yang berarti 'anak domba'. Nama itu dipilih karena si anggrek memiliki akar berbentuk tabung dan banyak bulunya. “Dengan sedikit imajinasi, Anda hampir dapat melihat sebuah lidah domba dalam bunga itu," katanya.
Seperti kebanyakan anggrek, spesies ini termasuk tanaman berbunga yang tak kenal musim. Artinya pula, dia bisa hidup cukup panjang hingga bertahun-tahun, dan memiliki hubungan simbiosis dengan jamur.
Bedanya, sementara anggrek jenis lain hanya bergantung kepada jamur pada akarnya sebagai sumber makanan di masa awal hidupnya, Gastrodia agnicellus sepanjang hidupnya. Hermans menerangkan, spesies baru ini tenyata tidak memiliki sel-sel untuk fotosintesis sehingga akan bergantung kepada jamurnya sepanjang hidup untuk bisa makan.
Hermans juga awalnya mengira anggrek jenis ini akan menebar bau tak sedap, seperti halnya kebanyakan tanaman yang memiliki rupa basah yang sama. Bau daging busuk kerap digunakan puspa tertentu untuk memikat serangga lalat datang dan membantunya dalam proses reproduksi atau penyerbukan. “Tapi ternyata aromanya cukup segar, seperti jeruk nipis," katanya.
Atas temuan itu, dia menyatakan belum mengetahui bagaimana anggrek itu melakukan penyerbukan. Tapi dia meyakini anggrek buruk rupa tapi beraroma segar itu memiliki caranya sendiri untuk melakukan penyerbukan. "Anggrek biasanya cerdas dalam beradaptasi," katanya.
Spesies baru anggrek ini hanya ditemukan Hermans di sebagian kecil di kawasan taman nasional Madagaskar. Populasinya dicemaskan semakin hilang oleh tekanan perluasan lahan pertanian maupun kebakaran hutan. Itu sebabnya, Gastrodia agnicellus langsung masuk kelompok spesies yang terancam.
NEW SCIENTIST | THE GUARDIAN