Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Berita Tempo Plus

Menanti Ambisi Besar dari Glasgow

Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) berlangsung hingga 12 November nanti. Harus lebih ambisius agar sesuai dengan Perjanjian Paris.


30 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Aksi menuntut menaikkan target pengurangan emisi di sebelah Sungai Clyde tempat COP26  berlangsung, di Glasgow, Skotlandia, Inggris, 27 Oktober, 2021./REUTERS/Russell Cheyne
Perbesar
Aksi menuntut menaikkan target pengurangan emisi di sebelah Sungai Clyde tempat COP26 berlangsung, di Glasgow, Skotlandia, Inggris, 27 Oktober, 2021./REUTERS/Russell Cheyne

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Indonesia mengikuti Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa Ke-26 (COP26) di Glasgow, Skotlandia, tanpa mengubah target pengurangan emisi gas rumah kaca.

  • Target pengurangan gas rumah kaca Indonesia tetap 29 persen dengan usaha sendiri atau 41 persen dengan bantuan internasional.

  • Climate Action Tracker menilai NDC Indonesia sangat tidak mencukupi untuk memenuhi target sesuai dengan Perjanjian Paris.

GABRIEL Sakeru, warga Maileppet, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, masih ingat Pantai Maileppet yang berpasir putih-keabuan dulu berada 300 meter dari jalan. Kini jaraknya dari jalan cuma 3-10 meter. "Dulu tempat kami mandi-mandi sepulang sekolah. Kini nyaris lenyap," katanya, 9 Oktober lalu. Hilangnya Pantai Maileppet akibat kenaikan permukaan air laut dan abrasi itu adalah bukti dampak perubahan iklim yang sudah di depan mata.

Sebagian masyarakat kini menyebutnya krisis iklim, yang efeknya tak hanya membuat sebagian besar Pantai Maileppet ditelan laut, tapi juga melenyapkan Pulau Sibitik yang berada tak jauh dari sana. Menurut Gabriel, luas pulau itu sekitar 20 ribu meter persegi dan dipenuhi bakau. Riris Hermawan, pegawai Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Mentawai, mengatakan hilangnya pulau itu baru diketahui dua tahun lalu. "Saat survei validitas pulau-pulau kecil di Mentawai pada 2019, Sibitik memang tidak terlihat lagi," tuturnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Abdul Manan

Meliput isu-isu internasional. Meraih Penghargaan Karya Jurnalistik 2009 Dewan Pers-UNESCO kategori Kebebasan Pers, lalu Anugerah Swara Sarasvati Award 2010, mengikuti Kassel Summer School 2010 di Jerman dan International Visitor Leadership Program (IVLP) Amerika Serikat 2015. Lulusan jurnalisme dari kampus Stikosa-AWS Surabaya ini menjabat Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia 2017-2021.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus