Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Demi Para Pesohor

Facebook menciptakan sistem cek silang yang memberi keistimewaan kepada sejumlah kepala negara dan pesohor. Dituding tidak transparan dan tanpa kriteria jelas.

30 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Ilustrasi pengguna akun VIP Facebook, 4 Oktober 2021. REUTERS/Dado Ruvic
Perbesar
Ilustrasi pengguna akun VIP Facebook, 4 Oktober 2021. REUTERS/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Facebook menciptakan sistem cek silang yang mengistimewakan kepala negara dan pesohor.

  • Sistem ini dituding tidak transparan dan tanpa kriteria yang jelas.

  • Sistem ini membiarkan akun tersebut menyebar konten yang melanggar standar komunitas.

FACEBOOK kembali terguncang setelah Frances Haugen, mantan manajer produknya, membocorkan 10 ribu halaman dokumen internal perusahaan itu kepada konsorsium 17 media Amerika Serikat, antara lain Wall Street Journal, New York Times, dan CNN. Sejak pertengahan September lalu, media-media itu melansir berita berbasis dokumen tersebut—disebut Facebook Papers—yang menunjukkan kegagalan perusahaan teknologi berbasis di Silicon Valley itu dalam mengendalikan konten yang, antara lain, mengandung ujaran kebencian, perihal perdagangan orang, serta informasi yang berpengaruh buruk bagi anak dan remaja.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus