Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir yang melanda Kota Padang, Sumatera Barat, berangsur surut. Warga bersama tim gabungan melakukan pembersihan lingkungan dan rumah dengan bantuan semprotan air dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Hendri Zulviton mengatakan, banjir mulai surut sejak Sabtu 9 Maret dan Ahad 10 Maret 2024. "Karena ini sifatnya banjir bandang, jadi cepat surut, kemarin air sudah surut," kata dia melalui keterangan tertulis, Senin, 11 Maret 2024.
Banjir bandang menerjang wilayah Kota Padang pada Kamis dan Jumat (7-8 Maret 2024) akibat hujan berintensitas tinggi di bagian hulu. Akibatnya, air sungai meluap ke jalan dan pemukiman warga.
Total warga terdampak banjir di Kota Padang mencapai 10.150 KK atau 35.299 jiwa. Sebanyak 3.734 warga yang mengungsi dan kini telah kembali ke rumah masing-masing. "Kemarin sore para pengungsi sudah kembali ke rumah," ujar Hendri.
Meskipun banjir sudah surut dan warga telah kembali ke rumah, namun kebutuhan makanan dan selimut masih menjadi kebutuhan mendesak bagi warga saat ini. Setidaknya 10.150 unit rumah terdampak banjir. Dua unit rumah dilaporkan hanyut.
Selain banjir bandang yang menerjang 31 lokasi di delapan kecamatan wilayah Kota Padang, pada 7-9 Maret 2024 BPBD Kota Padang juga mencatat kejadian longsor di enam lokasi, pohon tumbang akibat angin kencang sebanyak 19 kejadian, dan satu kejadian abrasi pantai.
Abrasi pantai terjadi di Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Lubuk Begalung. Abrasi ini meruntuhkan 100 pohon pinus dan mengakibatkan dua rumah berisiko runtuh. Berdasarkan penggukuran, abrasi pantai telah memanjang satu kilometer dari RT02 menuju RT03 RW07 Pasia Jambak Muaro Anai.
BPBD Kota Padang mengimbau warga untuk selalu wasapada terhadap bencana. Sebagai bagian dari upaya mengurangi risiko bencana, BPBD Kota Padang melaksanakan program mitigasi. "Setiap bulan BPBD Kota Padang menggelar latihan kebencanaan," kata Hendri.
BPBD Kota Padang juga mempersiapkan perlengkapan dan peralatan penanggulangan bencana. "Berdasarkan pengalaman pada kejadian banjir kemarin, kami membutuhkan tambahan perahu karet untuk evakuasi dan mesin pompa," kata Hendri.
IRSYAN HASYIM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini