Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Bantuan datang bersama hujan

Kebakaran hutan di kalimantan dan sumatera, asapnya sampai ke malaysia dan menggangu jadwal penerbangan. bantuan peralatan canggih dari luar negeri sangat bermanfaat.

26 Oktober 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bantuan Datang Bersama Hujan Kebakaran hutan mencapai 100 ribu ha atau 32 ribu ha? Dari mana sumbernya? Walaupun kebakaran hutan di Indonesia merupakan ancaman laten, penangkalnya tidak disiapkan. SAMPAI akhir November depan, aparat kanwil kehutanan di daerah tak boleh cuti. Pegawai pusat pun, kini piket bergiliran menjaga pos komando di lantai 15 Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta. Mereka harus memonitor berita kebakaran hutan. Kesibukan ekstra yang ditetapkan Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap itu mulai pertengahan pekan lalu. Kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera adalah penyebabnya. Walaupun sudah marak sejak akhir Agustus lampau, penanganan kebakaran baru dilakukan sungguh-sungguh dua minggu lalu. Itu pun karena Malaysia risau. Dan negara itu mengimbau agar diadakan pertemuan darurat untuk membahas kebakaran hutan Indonesia. Tanpa imbauan Malaysia, entah apa akan jadinya. Lagi pula, negara tetangga itu tidak mengada-ada. Malaysia, Singapura, dan Brunei sudah direpotkan asap tebal yang mengambang akibat kebakaran tersebut. Tanpa bisa dicegah, asap hitam menutupi wilayah penerbangan ketiga negara itu dan Indonesia, serta mengganggu jadwal penerbangan. Syahdan, seruan Malaysia bergaung ke negara-negara Barat. Sejak itu mengalirlah bantuan ke Indonesia. Maka, sibuklah aparat kita di pusat maupun daerah. Menteri Kehutanan dan Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam silih berganti menerima duta besar negara maju yang ingin membantu. Uluran bantuan datang dari Kanada, Australia, dan Amerika Serikat. Mereka menawarkan peralatan canggih. "Setiap tahun, kami mengalami kebakaran hutan, walau jenis hutannya berbeda dengan Indonesia, peralatannya sama," kata counsellor Kedubes Kanada, Ed Whitcomb. Lima ahli kehutanan negara itu, awal minggu ini, meninjau langsung lokasi kebakaran di Kalimantan Timur dan, dalam waktu dekat, tiga set pompa air -- yang mampu menyedot air sejauh 1,6 kilometer lengkap dengan tangkinya -akan diberikan. Australia mendatangkan ahlinya, Jumat pekan lalu, dan akan memberikan peralatan pemadaman backpack water unit. Sedangkan tim ahli Amerika akan meninjau kebakaran hutan di Sumatera. Paman Sam menyerahkan 25 unit pakaian pemadam kebakaran, lengkap dengan handtool. Jepang tak ketinggalan, tapi belum jelas alat apa yang mau disumbangkannya. Hanya, Dirjen PHPA Sutisna Wartaputra meminta agar negara itu memberikan alat pendeteksi kebakaran dini. Peralatan seperti itu belum kita miliki. Lain halnya Kanada yang siap dengan peralatan canggih dan organisasi yang rapi. Padahal, hutan Indonesia selalu membara tiap musim kemarau. Tapi, dari tahun ke tahun, bencana rutin itu dihadapi dengan peralatan seadanya. Sebutlah, kebakaran kronis di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Kalimantan Timur. Kebakaran ini "laten" karena di bukit itu tersimpan deposit batu bara yang bisa segera menyala bila terkena panas kemarau. Ajaibnya, aparat baru bergerak sesudah surat kabar setempat menulisnya. Adalah laporan penduduk juga yang dipakai sebagai pelacak untuk mendeteksi kebakaran. Alat yang canggih tidak ada -mungkin karena tidak pernah terpikir untuk mengadakannya. Setelah berulang terjadi kebakaran, pesawat SSB dipasang agar informasi kebakaran lebih cepat. Peralatan lain benar-benar tradisional, mulai dari parang, cangkul, dan sekop. Beberapa minggu lalu, bantuan yang lebih modern baru datang dari pemegang HPH berupa chainsaw, alat penyemprot air, dan tujuh buldoser. Yang disebut terakhir ini digunakan untuk membuat sekat agar api tak meluas. "Sistem yang kami lakukan memang sederhana dan tradisional karena terbatasnya peralatan dan dana," kata Kepala Kanwil Kehutanan Kalimantan Timur Herman Sastrawinata. Sampai sekarang, tidak ada anggaran khusus untuk pemadaman api. Jadi, atas izin pusat, mereka meminjam dana operasi Tim Khusus Pengaman Hutan. Dengan teknologi sederhana itu, mereka sudah menghabiskan sekitar Rp 60 juta untuk membeli alat dan biayai makan para sukarelawan. Departemen Kehutanan sebenarnya punya dana khusus untuk pemadaman kebakaran. Tahun lalu, menurut Sutisna, sudah Rp 800 juta dipakai untuk menumpas kebakaran di taman-taman nasional dan membantu daerah. Kalimantan Timur termasuk yang akan dibantu. Tapi operasi ini tak murah. Pemadaman kebakaran di Pulau Panaitan, September lalu, menelan Rp 150 juta untuk sewa pesawat C-160 Transall milik Pelita Air Service. Sampai kini, Departemen Kehutanan belum memiliki pesawat pengebom air untuk memadamkan api. Yang dimiliki hanya dua unit Fire Fighting Kit dengan tangkinya. Ada juga 500 handtool dan pompa air bantuan Finlandia, yang tersimpan di Kanwil Kehutanan Kalimantan Selatan. Karena itu, uluran bantuan luar negeri tersebut amat bermanfaat. "Bukan untuk sekarang, karena api di Sumatera dan Kalimantan kini sudah padam dengan turunnya hujan. Tapi untuk tahun depan, yang kondisi kemaraunya sama," Sutisna menjelaskan. Dirjen PHPA itu membantah bahwa api telah melahap lebih dari 100 ribu ha. Berapa tepatnya kini sedang didata, tapi ia memperkirakan hanya 32 ribu ha. "Relatif kecil dibandingkan dengan yang rata-rata 50 ribu ha tiap tahun," katanya. Tapi, asapnya kok sampai di Malaysia? Menurut Dirjen, kebakaran itu tak selalu dari kawasan hutan, tapi bisa dari peladang, perkebunan, dan transmigran yang membuka lahan. Ini dibenarkan oleh Kepala Sekretariat Bakorstanasda Sumbagsel Brigjen. Theo Syafei kepada TEMPO. Mungkin itu sebabnya kita tidak merasa perlu minta bantuan. Tapi, bila yang kecil tak ditangani, bukan tak mungkin musibah kebakaran 3,6 juta ha hutan seperti tahun 1983 bisa terulang. Diah Purnomowati & Rizal Effendi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus