Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung (ITB) mendirikan patung robot dari material daur ulang di kampus ITB Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Patung bernama Green Hercules setinggi 6,9 meter dan seberat 7,8 ton itu dianggap sebagai simbol keberlanjutan dan kampus hijau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Patung robot raksasa ITB ini terbuat dari sekitar 600 bagian mobil bekas dan besi tua. Materialnya dikumpulkan dan dibuat di Morowali, Sulawesi Tengah. Melalui keterangan tertulis pada Selasa, 6 Agustus 2024, manajemen ITB mengklaim pembuatan patung dari bahan daur ulang itu setara dengan pengurangan emisi gas karbondioksida (CO2) hingga 11,25 ton. “(Emisi) apabila dibuat dengan material baru,” begitu bunyi pernyataannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendirian patung robot ini juga menandai kerjasama ITB dengan GEM Co Ltd, sebuah perusahaan daur ulang logam di Cina. GEM Joint Laboratory Secretary-General, Tegar Mukti Aji. mengatakan, konsep Green Hercules terinspirasi dari film The Wandering Earth, sebuah fiksi ilmiah yang dirilis pada 2019. Makna patung itu adalah penjaga dan pembangun energi hijau di bumi.
"Untuk mengubah sampah yang jika dibiarkan akan membahayakan untuk menjadi sumber daya baru dan ramah untuk bumi," kata Tegar dalam keterangan tertulis yang sama.
Patung Green Hercules berdiri tegak, membawa bumi di pundak kirinya, menggenggam sampah di tangan kanannya, dan menatap langit berbintang. Desain tersebut menggambarkan kebangkitan umat manusia untuk melindungi bumi lewat urban mining dan pengembangan energi baru. Bila dilihat sekilas, bentuk tubuh dan warna patung Green Hercules juga identik dengan karakter robot Optimus Prime dari serial fiksi populer, Transformers.
Assistant General Manager GEM Co Ltd, Xu Pengyun, mengatakan patung juga dibangun di beberapa lokasi di Cina, seperti Jingmen, Wuhan, Wuxi, dan Shenzhen. “Patung tersebut merupakan gagasan dari Chairman of GEM, Xu Kaihua,” kata Pengyun yang juga sebagai Project Leader untuk GEM Joint Laboratory.
Kemitraan ITB Dan GEM ini menyangkut proyek laboratorium bersama, bernama China-Indonesia Joint Research Laboratory for New Energy Materials and Metallurgical Engineering Technology di ITB Kampus Jatinangor. Fasilitas ini dibangun untuk memperkuat riset multidisiplin dan pengajaran di ITB, khususnya di bidang material energi baru dan rekayasa metalurgi. Manajemen GEM mendanai pembangunan laboratorium dan berbagai fasilitasnya hingga US$ 15 juta. Kolaborasi tersebut juga menghasilkan program beasiswa untuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana ITB.
Material yang telah digunakan di laboratorium tersebut akan didaur ulang menjadi bahan energi baru. Atap, lantai luar laboratorium, dan dinding serbaguna di laboratorium itu merupakan hasil daur ulang elektronik rumah tangga dan bahan plastik lainnya. Material tersebut sudah diuji dan dapat bertahan hingga 20 tahun.