Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa dari Filipina terasa menjalar ke wilayah Indonesia. Waktu kejadiannya Kamis dinihari pukul 00.46.15 WIB dengan kekuatan gempa bermagnitudo 7,1.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guncangan gempa dirasakan sangat kuat di wilayah Davao di Mindanao, Filipina selatan, mencapai skala intensitas V-VI MMI yang berpotensi merusak. Gempa juga dirasakan kuat di wilayah Indonesia khususnya di Kepulauan Talaud dalam skala intensitas III-IV MMI dimana guncangan dirasakan oleh orang banyak. Gempa juga dirasakan di Sangihe dan Bitung dalam intensitas II - III MMI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pusat gempa ini terletak pada koordinat 6,45 derajat Lintang Utara dan 126,73 derajat Bujur Timur. Tepatnya di laut pada jarak 63 kilometer timur Pondaguitan, Filipina, atau pada jarak 270 kilometer utara Melonguane, Kepulauan Talaud, Indonesia. Gempa tergolong dangkal dengan kedalaman 44 kilometer.
"Akibat aktivitas subduksi lempeng Laut Filipina yang menunjam ke bawah Filipina di zona megathrust," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono lewat keterangan tertulis, Kamis 12 Agustus 2021.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas mekanisme sumber gempa di zona tumbukan lempeng di zona megathrust. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
"Hal ini disebabkan karena kedalamannya yang relatif dalam untuk dapat memicu terjadinya gangguan kolom air laut dan memicu tsunami," katanya sambil menambahkan, hingga pukul 06.00 WIB, terjadi 8 kali gempa susulan dengan magnitudo minimum 4,1 dan maksimumnya 5,3.
Catatan sejarah gempa besar di zona Tunjaman Lempeng Laut Filipina disebut Daryono cukup banyak. Ini menunjukkan di wilayah tersebut sudah sering terjadi gempa besar dan merusak pada masa lalu termasuk ke wilayah Indonesia.
Gempa merusak itu yakitu Kepulauan Talaud 23 Oktober 1914 (M 7,4), Halmahera 27 Maret 1949 (M 7,0), Talaud pada 24 September 1957 (M 7,2), Halmahera Utara dan Morotai 8 September 1966 (M 7,7), Kepulauan Talaud 30 Januari 1969 (M 7,6), Maluku Utara dan Morotai Morotai pada 26 Mei 2003 (M 7,0).