Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut Hingga Idul Fitri

Cuaca ekstrem masih terjadi hingga masa Lebaran meski Indonesia telah memasuki transisi menuju musim kemarau.

11 Maret 2025 | 04.05 WIB

Foto udara kendaraan pemudik memadati di jalur selatan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu 14 April 2024. Arus balik H+3 lebaran dari Tasikmalaya menuju Bandung terpantau padat merayap dan terjadi antrean kendaraan dari Sindangkasih, Kabupaten Ciamis hingga Indihiang, Kota Tasikmalaya. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Perbesar
Foto udara kendaraan pemudik memadati di jalur selatan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu 14 April 2024. Arus balik H+3 lebaran dari Tasikmalaya menuju Bandung terpantau padat merayap dan terjadi antrean kendaraan dari Sindangkasih, Kabupaten Ciamis hingga Indihiang, Kota Tasikmalaya. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem berpotensi masih terjadi hingga awal April 2025. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mewanti-wanti masyarakat agar mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi saat Hari Raya Idul Fitri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Terutama saat arus mudik dan arus balik lebaran. Intensitas hujan di sejumlah wilayah diperkirakan masih tinggi,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Senin, 10 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Dwikorita, curah hujan masih tinggi di sejumlah wilayah Indonesia meski periode kemarau sudah di depan mata. Selama dasarian atau 10 hari pertama April 2025—diprediksi merupakan periode arus balik mudik—hujan lebat berdurasi singkat masih berpotensi turun.

Selama perjalanan mudik maupun arus balik, masyarakat diimbau mewaspadai gelombang laut setinggi sekitar 2 meter di perairan selatan Sumatera, selatan Jawa, serta Nusa Tenggara Timur. Fase bulan purnama pada akhir bulan ini juga berpotensi menimbulkan banjir rob di area pesisir.

Dwikorita mengatakan berbagai insiden banjir sejak awal 2025 perlu dijadikan lampu kuning untuk pembenahan sistem drainase dan perlindungan lingkungan, terutama di Jabodetabek. Menurut dia, banjir tetap melanda meski intensitas hujan pada tahun ini lebih rendah dibanding 2020.

“Padahal curah hujan tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Tapi dampaknya jauh lebih parah pada tahun ini,” tutur Dwikorita.

Sebagai langkah mitigasi, BMKG meminta pemerintah daerah memanfaatkan aplikasi Infobmkg yang menyediakan layanan prakiraan cuaca hingga enam hari ke depan. Teknologi prakiraan ini cocok dipakai juga selama perjalanan mudik.

Layanan BMKG itu, kata Dwikorita, memberikan informasi ihwal intensitas hujan, suhu udara kecepatan dan arah angin, serta potensi gelombang tinggi di jalur mudik. “Melalui koordinasi yang baik antara instansi terkait dan pemantauan cuaca secara berkala, diharapkan perjalanan mudik dapat berlangsung aman,” ujarnya.

 

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus