Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

BNPB Fokus Siaga Darurat Bencana 3 Gunung Api Pekan Ini, termasuk Merapi

Berstatus Siaga, ketiga gunung api itu tercatat memiliki aktivitas vulkanik yang tinggi, meningkat, dan bahkan erupsi.

13 Januari 2025 | 21.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Truk yang membawa para relawan saat terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, 7 Desember 2024. Akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sebanyak 5.547 warga empat desa menyingkir dan empat di antaranya menjadi korban tewas. ANTARA/Mega Tokan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas vulkanik tiga gunung api menjadi fokus siaga darurat bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada pekan ini. Ketiganya adalah Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara; Gunung Lewotobi Laki Laki di Flores Timur, NTT; dan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketiganya tercatat memiliki aktivitas vulkanik yang tinggi, meningkat, dan bahkan erupsi. Status seluruhnya Level III atau Siaga. Tiga gunung api itu masih menjadi fokus BNPB dari semula lima gunung api. Dua lainnya telah turun statusnya ke Level II atau Waspada yakni Gunung Iya di Ende, NTT, dan Gunung Karangetang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. 

Siaga Darurat Gunung Ibu

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan Gunung Ibu kembali erupsi pada Sabtu malam, 11 Januari 2025. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 4.000 meter di atas puncak (5.325 meter di atas permukaan laut), berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. "Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 28 milimeter dan durasi 3 menit 5 detik," kata Muhari melalui keterangan tertulis, Senin 13 Januari 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat terjadi erupsi, kata Muhari, Gunung Ibu juga memuntahkan lava pijar kurang lebih dua kilometer dari pusat kawah. Lontaran lava ini terlihat dengan mata telanjang berwarna merah menyala dan membumbung tinggi ke angkasa disertai suara gemuruh.
Beruntung, kata Muhari, tidak ada korban jiwa.

"Seluruh warga yang tinggal di sekitar Gunung Api Ibu telah mendapatkan pemahaman dari pemerintah daerah setempat untuk melakukan hal yang dianggap perlu yang merujuk kepada penyelamatan, evakuasi sementara dan antisipasi dari dampak yang dapat ditimbulkan," ucapnya.

Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Jumat, 20 September 2024 pukul 22:18 WIT semburkan lava pijar yang teramati di ketinggian 300 meter. ANTARA/HO-Pos Pengamatan Gunung Ibu

Atas peristiwa itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, memperluas radius rekomendasi yakni 4,0 dan 5,5 kilometer sektoral ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif. Gunung Ibu yang ditetapkan dalam Level III atau Siaga sejak pertengahan Mei 2024 terus menunjukkan aktivitas vulkaniknya hingga hari ini.

"Warga sekitar maupun pendatang diharapkan dapat mematuhi rekomendasi dari PVMBG dan pemerintah daerah setempat," kata Muhari.

Siaga Darurat Gunung Lewotobi Laki Laki

Gunung api ini terpantau masih terus erupsi hingga hari ini, Senin 13 Januari 2025. Sejak awal bulan ini, sudah tercatat enam kali erupsi dari gunung api setinggi 1.584 meter di atas muka laut ini. "Gempa embusan 135 kali, gempa harmonik 99 kali, gempa low frekuensi 8 kali, gempa vulkanik dangkal 4 kali, gempa vulkanik dalam 52 kali, gempa tektonik lokal 9 kali, gempa tektonik jauh 48 kali," tutur Muhari.

Pengamatan visual selama periode tersebut menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki Laki mengalami sedikit kenaikan. Rata-rata tinggi kolom erupsinya 600-1200 meter dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 100- 1000 meter.

Terlihat api diam di sekitar puncak mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan sehingga dapat teramati saat malam berupa pancaran merah di area puncak. "Terdapat endapan material lava serta material yang berpotensi menjadi lahar di area barat-barat laut dan utara-timur laut kawah Gunung api Lewotobi Laki-laki," kata Muhari.

Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki Laki dan pengunjung atau wisatawan diharapkan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius lima kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya-timur laut sejauh enam kilometer.

Siaga Darurat Gunung Merapi

Gunung api yang berdiri di empat wilayah administrasi meliputi Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di DI Yogyakarta ini juga masih ditetapkan dalam Level III atau Siaga. Statusnya itu bertahan sejak November 2020 lalu sampai hari ini dengan aktivitas vulkanik yang tergolong cukup tinggi.

Aktivitas erupsi yang masih cukup tinggi menjadi catatan bagi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan pemerintah daerah setempat menyusul curah hujan di sekitar puncak kawah utama sering terjadi. Volume curah hujan di atas puncak Gunung Merapi bervariasi mulai dari 8 hingga lebih dari 100 milimeter. "Adapun durasi curah hujan berkisar antara 60-180 menit," kata Muhari.

Asap solfatara keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, 3 Januari 2025. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

Selain guguran lava panas, potensi bahaya saat ini berupa awan panas dan banjir lahar hujan pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. "Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak."

Data pemantauan juga menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Oleh sebab itu, kata Muhari, masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah potensi bahaya. "Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi."

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus