Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Pencurian terhadap alat atau komponen dari stasiun pemantau aktivitas gunung api kembali terjadi. Terbaru dilaporkan dari Gunung Semeru di Jawa Timur. Sebanyak empat baterai aki raib menyebabkan terputusnya pemantauan aktivitas gunung api tersebut dari stasiun yang berlokasi di Desa Klepu, Kecamatan Sumber Manjing Wetan, Kabupaten Malang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru di Gunung Sawur Kabupaten Lumajang, Liswanto, mengatakan stasiun pemancar yang berada di Desa Klepu itu merupakan pemancar atau repeater untuk meneruskan hasil pemantauan aktivitas Gunung Semeru dari Gunung Wajak. "Empat aki dicuri orang. Informasi dari hasil pemantauan tidak bisa dipancarkan ke Pos PGA Sawur, " ujarnya saat dihubungi, Kamis siang, 8 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Liswanto menjelaskan, pencurian diduga terjadi pada 30 Juli 2024 sekitar pukul 18.35 WIB. Indikasinya, dia menambahkan, "Saat itu informasi aktivitas Semeru dari Stasiun Klepu sudah terputus."
Diterangkannya pula, stasiun pemantau Gunung Semeru di Desa Klepu berada di areal perkebunan. Lokasinya dinilai tidak sulit untuk dijangkau oleh masyarakat. Dari Pos PGA Semeru di Kabupaten Lumajang, jaraknya sekitar 76 kilometer.
Menurut Liswanto, pencurian kembali terjadi Pos PGA Semeru setelah pernah terjadi pada 1990-an. Hilangnya empat aki menyebabkan perangkat repeater menjadi tidak terpakai. "Jadi sia-sia, gak bisa operasi, " ujarnya menambahkan.
Liswanto tak menampik pencurian mempengaruhi kerja pemantauan aktivitas Gunung Semeru. Meski begitu, dia menyatakan, "Hasil pemantauan aktivitas Semeru masih bisa kami peroleh dari stasiun-stasiun lainnya."
Untuk kerugian materil, pencurian terkini menimbulkan kerugian lebih kurang Rp 14 Juta. Tidak hanya aki yang hilang, Liswanto mengatakan, gembok pagar stasiun dan gembok aki rusak digergaji pelaku.
Liswanto mengatakan sudah mengadukan pencurian tersebut ke Kepolisian Sektor Sumber Manjing Wetan, Kabupaten Malang. "Kami masih belum menerima informasi hasil penyelidikan kasus ini, " katanya.
Pelaporan juga telah dilakukannya ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung. Hasilnya, baterai atau aki sudah bisa langsung diganti. Permasalahannya, Liswanto mengatakan, "Kami masih pikirkan bagaimana pengamanannya nanti."
Status aktivitas Gunung Semeru saat ini sudah turun ke Level II atau Waspada. Sehubungan dengan tingkat aktivitas ini, masyarakat direkomendasikan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak itu, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Masyarakat juga diharap mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
PVMBG juga merekomendasikan Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Semeru di daerah Gunung Sawit, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.