Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Budi Adam Malik, Sang Pemburu

Budisita adam malik, 32, mulai berburu sejak 1962 di rusia. 15 pucuk senapan dari berbagai kaliber dimi likinya. di jambi, terpaksa seekor gajah ditembaknya dengan maksud menghalau kawanan gajah itu. (ling)

28 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUDISITA, putera ketiga Adam Malik, telah menembak seekor gajah yang dilindungi di Jambi. Foto sang pemburu di samping gajah hasil tembakannya, telah sampai ke laci instansi-instansi yang berwenang mengawasi perburuan. Namun Budisita, 32 tahun, tampak tenang saja menjawab pertanyaan wartawan TEMPO A. Margono di ruang kerjanya di Jalan Veteran II, Jakarta. Ruang kerja direktur PT Bumi Indonesia Indah itu, tampak penuh dengan berbagai bagian binatang hasil buruannya. Ada kepala banteng, kulit harimau, serta foto-foto hasil perburuan yang dapat dilihat dengan bebas oleh semua tamu. Berbagai jenis peluru juga tersedia di ruang kerjanya. Soal penembakan gajah di Jambi, memang dibenarkannya. Malah ada ditunjukannya fotonya bersama gajah korban tembakannya itu, yang diberi tanggal 14 Desember 1976. Waktu itu, ia sedang menyiapkan segala sesuatunya bagi ayahnya yang hendak berburu harimau di sana. Menurut cerita penduduk, harimau yang mau diburu itu sering turun ke desa mencuri ternak penduduk. Makanya diizinkan untuk dicabut nyawanya, rupanya. Kata Budisita: "Saya sudah beli seekor sapi untuk umpan harimau. Juga tempat menunggu di atas pohon sudah saya siapkan untuk Bung (Adam Malik). Tahu-tahu, yang datang bukan harimau yang ditunggu. Melainkan sekawanan gajah. Terpaksa kami menembak salah seekor di antaranya untuk menghalau kawanan gajah itu." Ayah dari tiga orang anak itu mulai berburu sejak 1962 -- di Rusia. Ia belajar dari ayahnya, yang ketika menjadi Dubes di Moskwa sering diajak orang sana berburu belibis. Di Indonesia, Budisita mulai berburu babi hutan di Lampung. Hingga kini, meski paling banyak menembak babi, ia juga sudah pernah menembak banteng, harimau, gajah, menjangan dan belibis."Khusus untuk banteng, PPA tiap tahun menjual akte untuk menembak lima ekor banteng @ 150 dollar," katanya. Sedang harimau dan gajah, memang tak sembarang waktu boleh ditembak. Berburu menjangan, katanya, "tak dibatasi terlalu ketat." Satu musim hanya boleh menembak dua ekor. Sedang berburu babi hutan, boleh sebebas-bebasnya. Namun di luar Jawa, para pemburu umumnya tak terlalu berminat menembak babi hutan. Sambil ketawa dia ceritakan bagaimana dia pernah dicemoohkan orang di Kendari, Sulawesi Tenggara, ketika dia bilang mau berburu babi hutan. Mungkin lantaran babi hutan toh terlalu banyak, hingga tak ada lagi keasyikan memburunya. Atau karena masyarakatnya yang beragama Islam tak senang terhadap pemburu babi. Dia kemudian mengalihkan bidikan senapannya ke menjangan yang memang masih banyak di daerah itu. Selain di Jawa Barat, Lampung dan Sulawesi Tenggara, Budisita dan kawan-kawannya pernah juga berburu di Pulau Moyo dekat Sumbawa (NTB), Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan di Jambi, tempat terjadinya penembakan gajah itu. Selain pengetahuannya tentang medan perburuan, pengenalannya terhadap senjata berburu tampaknya cukup mendalam. Ia sendiri memiliki 15 pucuk senapan dari berbagai kaliber. Ada senapan Winchester 375 dan 308, Browning 308 kaliber 7 mili, Weather BY 300, Foerug 243, dan beberapalagi. "Terus terang," kata anak Wakil Presiden ini, "dengan berburu saya dapat menikmati hidup saya." Setiap kali merasa "jenuh" di kota, ia melepaskan segala ketegangannya dengan berburu di hutan. Dengan berburu ia menyatakan sekaligus "dapat mengenal kehidupan rakyat secara langsung." Tak jarang kalau berburu bersama ayahnya -- sebelum Adam Malik jadi Wakil Presiden -- ayah dan anak itu membawa obat-obatan untuk penduduk. Dan yang penting, sebagai anggota Perbakin, ia belum pernah mendapat teguran atau peringatan dari organisasinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus