RENCANA pendirian proyek bersama ASEAN tak semuanya diterima
dengan penuh semangat oleh para anggotanya. Ini tercermin dari
hasil pertemuan para Menteri Ekonomi ASEAN bulan lalu di Manila.
Tapi konperensi yang berjalan seru itu paling tidak menyadarkan
bahwa retorik kerjasama ekonomi yang didengungkan selama ini
memang tak mudah menjadi kenyataan. Kerjasama itu mau tak mau
harus melalui pahitnya liku-liku dunia bisnis.
Yang paling mudah disetujui adalah proyek pupuk urea untuk
Indonesia, yang rencananya akan didirikan di Aceh yang kini kaya
dengan sumber yang diperlukannya, yaitu gas alam. Di samping
memang merupakan lokasi yang logis, disetujuinya proyek pupuk
urea untuk Indonesia ini merupakan pengakuan akan pengalaman
Indonesia di bidang industri pupuk. Satu studi tentang proyek
ini kini tengah dilakukan oleh serombongan para ahli dari
Jepang, sesuatu yang nampaknya hanya formalitas, karena apapun
hasil studi tim Jepang tersebut, proyek itu tetap akan menerima
bagian dari US$ 1 millyar yang dijanjikan Jepang untuk
pembangunan ke 5 proyek ASEAN tersebut.
Tim Jepang tersebut nantinya jelas akan menemukan mahalnya biaya
pembangunan suatu proyek di satu daerah yang terbelakang seperti
Aceh, di samping masalah yang kini memang sudah diketahui:
adanya kelebihan produksi yang tak bisa diserap oleh semua
anggota ASEAN Sedangkan mengekspornya ke negara lain masih belum
tentu menguntungkan dengan masih rendahnya harga pupuk urea di
pasaran dunia.
Proyek yang sama untuk Malaysia juga disetujui tanpa kesulitan.
Proyek soda ash, untuk Muangthai juga disetujui sekalipun dengan
beberapa perobahan dari rencana aslinya. Dan proyek pupuk
phosphat untuk Filipina sudah oke, sekalipun dengan embel-embel,
kalau keuntungannya nantinya tidak layak, Filipina akan ganti ke
proyek kertas. Yang belum menentu adalah proyek mesin diesel
untuk Singapura. Singapura ngotot untuk bisa memperoleh proyek
ini, tapi Indonesia menentangnya. Untuk bisa layak (feasible)
proyek ini harus menghasilkan diesel dari 200 tenaga kuda dan
harus bisa masuk pasaran negara anggota ASEAN lainnya. Indonesia
bilang bahwa diesel yang boleh masuk kepasarannya harus yang
dari 500 tenaga kuda keatas. Dibawah itu, Indonesia sudah mampu
memprodusirnya, dan industri diesel disini harus dilindungi dari
saingan luar.
Patungan
Tapi yang lebih menarik dari hasil konperensi di Manila itu
adalah tentang perusahaan patungan antar pemerintah yang
dirancangnya. Diputuskan untuk tiap proyek di negara
masing-masing, 60% dari modal dipegang oleh pemerintah tuan
rumah, sedang sisanya dibagi sama di antara 4 anggota yang lain.
Pihak swasta yang berminat, boleh ikut dengan syarat bagiannya
tak boleh lebih dua pertiga bagian saham yang menjadi hak
pemerintahnya, yang berarti bahwa saham pemerintah untuk satu
proyek paling sedikit harus sepertiga dari yang menjadi haknya.
Tapi kabar yang tersiar mengatakan bahwa -- mungkin gara-gara
proyek dieselnya masih terkatung-katung -- Singapura tak
bersemangat ikut ambil bagian dalam proyek patungan yang
direncanakan ini, dan katanya paling hanya akan membayar 1% dari
yang menjadi haknya.
Apapun yang dilakukan Singapura, yang pasti adalah ini
Perusahaan patungan yang nantinya dibentuk akan punya direksi
yang terdiri dari satu wakil dari tiap negara. Jadi perusahaan
yang dirancang ini akan merupakan perusahaan multi pemerintah,
satu bentuk perusahaan yang jarang ditemui selama ini. Betapa
sulitnya posisi masing-masing anggota direksi sudah bisa
dibayangkan dari sekarang. Sejumlah manakah, misalnya anggota
direksi dari Malaysia untuk proyek urea Aceh memikirkan
kepentingan perusahaannya di Aceh ini, kalau suatu ketika,
proyek ini mesti bersaing dengan proyek yang sama dari
negaranya?
Bagi ASEAN, pembentukan perusahaan multi-pemerintah ini
merupakan sesuatu yang baru. Karenanya akan merupakan satu
eksperimen yang menarik untuk dilihat perkembangannya.
Kelima proyek tersebut buru-buru dirancang sesudah Perdana
Menteri Jepang Fukuda pertengahan tahun lalu menjanjikan bantuan
US$ 1 milyar untuk proyek bersama ASEAN. Kini waktunya bagi
ASEAN untuk membuktikan bahwa kritik yang diarahkan terhadap
dirinya tidak benar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini