Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca panas dan terik pada hari terakhir di bulan Oktober ditandai dengan suhu maksimum harian tertinggi 37,7 derajat Celsius. Data didapat dari kumpulan suhu udara maksimum harian Indonesia berdasarkan pengukuran jaringan stasiun meteorologi BMKG.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suhu udara tertinggi pada Kamis, 31 Oktober 2024, tersebut dicatatkan oleh Stasiun Meteorologi Perak I di Surabaya, Jawa Timur. Di urutan dua, dengan suhu maksimum harian 37,5 derajat juga berasal dari Surabaya, yakni Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Catatan suhu maksimum harian di atas 36 derajat pada Kamis datang dari Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, dan Juanda Sidoarjo, juga di Jawa Timur. Keduanya melaporkan suhu udara tertinggi 36,2 dan 36,0 derajat.
Pada Kamis itu, ada delapan stasiun meteorologi yang berlokasi di Jawa yang catata suhu maksimum hariannya berada di urutan 10 terpanas. Empat lainnya Stasiun Meteorologi Soekarno-Hatta di Kota Tangerang, Trunojoyo di Sumenep, Kemayoran di Jakarta Pusat, dan Budiarto di Kota Tangerang.
Data Pekan Terakhir Oktober
Sehari sebelumnya, pada Rabu 30 Oktober 2024, suhu maksimum tertinggi dicatat Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Angkanya 37,1 derajat. Menyusul berturut-turut di belakangnya adalah Stasiun Meteorologi Perak I Surabaya (37,0), Maritim Tanjung Perak Surabaya (36,6), dan Juanda Sidoarjo (36,4).
Pada Selasa, 29 Oktober 2024, suhu maksimum harian tertinggi juga 37,1 derajat. Bedanya, catatannya datang dari Stasiun Meteorologi Gewayantana di Larantuka, Flores Timur, NTT. Sejumlah stasiun meteorologi di NTT, juga NTB, langganan mencatatkan suhu maksimum harian tertinggi di Indonesia.
Pada Selasa itu, sejumlah wilayah di Jawa telah melaporkan suhu maksimum lebih dari 36 derajat. Hal itu diketahui dari data Stasiun Meteorologi Perak I Surabaya (36,8), serta Maritim Tanjung Perak Surabaya dan Budiarto yang sama 36,2 derajat.
Pada Minggu dan Senin, 27-28 Oktober, suhu maksimum harian tertinggi kembali tembus 38 derajat. Suhu maksimum harian yang setinggi itu pernah terjadi pada 7 dan 13 Oktober lalu.
Baca halaman berikutnya: Lokasi suhu udara 38 derajat dan kemungkinan cuaca panas sampai pertengahan November
Pada Senin, 28 Oktober, ada dua stasiun meteorologi yang melaporkan suhu udara tertingginya sentuh 38 derajat. Mereka adalah Gewayantana Flores Timur NTT (38,3) dan Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa NTB (38,0). Pada hari yang sama dua stasiun meteorologi di Surabaya melaporkan angka 37,5 dan 37,4 derajat, sedangkan Stasiun Meteorologi Fransiskus Xaveria Seda mencatat 37,7 derajat.
Dua stasiun meteorologi mencatatkan suhu maksimum harian di atas 36 derajat, yakni Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan, dan Eltari Kupang, NTT (36,5).
Pada Ahad sehari sebelumnya juga Stasiun Meteorologi Gewayantana yang melaporkan suhu maksimum harian 38,4 derajat. Sejumlah lainnya melaporkan angka di atas 37 derajat yakni Perak I (37,8 derajat), Maritim Tanjung Perak (37,4), Kertajati Majalengka, Jawa Barat (37,4), dan Sultan Muhammad Salahuddin Bima, NTB (37,0).
Suhu maksimum harian di atas 36 derajat dilaporkan oleh Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung, Lampung, yakni 36,4 derajat.
Cuaca Panas Sampai Pertengahan November
Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan kondisi cuaca panas dan kering terjadi cukup merata di Indonesia. Dia memperkirakan kondisi itu bakal bertahan hingga pertengahan November.
Penyebabnya, maraknya siklon tropis di utara wilayah Indonesia yang masih akan berlangsung hingga dasarian pertama (tanggal 1-10) November. Siklon tropis yang terbentuk di Samudera Pasifik dekat Jepang dan Filipina sepanjang Oktober ini disebutnya telah berperan menggeser pusat-pusat aktivitas konvektif menjadi di utara Indonesia. Aktivitas konvektif adalah yang biasa menciptakan awan hujan.
“Itulah mengapa selama beberapa hari terakhir kondisi minim awan dan suhu maksimum harian yang tinggi menyebabkan cuaca panas dan kering di Indonesia,” kata perempuan pemilik gelar profesor bidang klimatologi ini, Rabu 30 Oktober 2024.