Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Diferensiasi area merupakan salah satu dari sepuluh konsep geografi. Konsep diferensiasi area akan menunjukkan bagaimana setiap wilayah memiliki karakteristik unik yang membedakan satu sama lain, yang diakibatkan oleh gejala lingkungan alam, sehingga mempengaruhi komoditas, kebiasaan penduduk lokal, mata pencaharian sehari-hari, hingga persebaran penyakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut ojs3.unpatti.ac.id, hasil diferensiasi area (areal differentiation) berasal dari integrasi berbagai unsur atau fenomena, baik alami maupun buatan, termasuk sosial dan ekonomi. Lantas, apa itu diferensiasi area dalam geografi?
Pengertian Diferensiasi Area
Melansir eprints.ums.ac.id, diferensiasi area adalah pandangan yang menyatakan bahwa interaksi antara wilayah akan terus berkembang, karena setiap wilayah memiliki perbedaannya masing-masing, sehingga mempengaruhi adanya permintaan dan penawaran. Salah satu konsep geografi tersebut berguna untuk mengetahui perbedaan gejala antarwilayah di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian, mengutip laman Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIMPKB), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), konsep diferensiasi area atau perbedaan keruangan merupakan konsep yang membandingkan dua wilayah yang menunjukkan adanya perbedaan satu sama lain.
Sementara itu, Bintarto (2015) melalui eprints.ums.ac.id, mendefinisikan diferensiasi area sebagai interaksi antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Interaksi tersebut terjalin karena terdapat permintaan dan penawaran antarwilayah.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diferensiasi Area
Melansir geographicbook.com, beberapa faktor berperan penting dalam membentuk diferensiasi area, meliputi:
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik, seperti iklim, bentuk lahan, vegetasi, dan sumber daya alam menciptakan batas-batas alami antarwilayah. Misalnya, pegunungan, gurun, dan lautan sering kali berperan sebagai penghalang utama yang mengarah pada pembentukan karakteristik wilayah geografi yang berbeda.
2. Budaya dan Sosial
Aktivitas manusia dan budaya, seperti bahasa, suku, adat istiadat, agama, kepercayaan, dan tradisi berkontribusi signifikan terhadap diferensiasi area. Faktor sosial, seperti kepadatan penduduk dan pola migrasi juga menciptakan lanskap geografi yang unik. Faktor budaya dan sosial tersebut bersifat dinamis mengikuti perubahan di tengah masyarakat itu sendiri atau akibat globalisasi.
3. Ekonomi
Aktivitas ekonomi di setiap daerah sering kali dipengaruhi oleh cadangan sumber daya alam dan iklim. Sistem ekonomi yang berlaku, misalnya kapitalisme, sosialisme, atau ekonomi campuran juga membentuk cara daerah untuk mengembangkan identitas diri yang berbeda.
4. Politik
Faktor geopolitik, seperti sengketa wilayah, konflik, dan hubungan internasional juga menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi diferensiasi area. Geografi politik tersebut akan mengkaji peran negara, tata kelola, perbatasan wilayah, dan kebijakan pemerintah dalam membentuk kesenjangan antarwilayah akibat adanya regulasi, seperti perjanjian perdagangan dan pembangunan infrastruktur.
5. Teknologi
Kemajuan teknologi juga memainkan peran penting dalam kajian geografi. Wilayah dengan akses teknologi yang memadai cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Di sisi lain, wilayah dengan akses teknologi yang kurang, cenderung mengalami pembangunan yang lambat, sehingga menciptakan kesenjangan kesejahteraan.
Contoh Diferensiasi Area
Adapun contoh penerapan prinsip dasar diferensiasi area sebagai berikut:
- Produksi sayuran di daerah dataran tinggi.
- Perikanan laut dan budidaya di pesisir pantai.
- Produksi padi di daerah yang relatif datar.
- Masyarakat di daerah pegunungan cenderung mengenakan pakaian yang tebal.
- Masyarakat di daerah pesisir cenderung mengenakan pakaian tipis.