Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kupang - Seekor penyu belimbing (dermochelys coriacea) raksasa terdampar dan diselamatkan di pantai Teluk Kupang, Rabu 29 Juli 2020. Penyu itu tak bisa berenang karena terjerat jaring atau pukat nelayan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyu belimbing itu diketahui berjenis kelamin betina dengan ukuran panjang 152 sentimeter dan lebar 110 sentimeter. Adapun penyelamatan dilakukan personel Balai Besar Kawasan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur dibantu masyarakat setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bagian kaki kanan depan terdapat lecet akibat lilitan tali pukat atau jaring nelayan itu. Namun, syukurlah lukanya itu tak berakibat fatal," kata Kepala BBKSDA NTT Timbul Batubara saat ditemui di Kupang, Rabu.
Dia menambahkan, penyelamatan dilakukan saat petugas patroli rutin pengamanan kawasan di pesisir Teluk Kupang. Saat itulah diterima laporan bahwa ada penyu yang terdampar dan tak bisa berenang.
Lebih lanjut, Timbul menerangkan, kawasan perairan TWAL Teluk Kupang khususnya lokasi pantai Kelapa Tinggi merupakan tempat pendaratan penyu untuk bertelur. Kemungkinan, Timbul menduga, penyu yang berhasil diselamatkan itu hendak bertelur di lokasi itu.
Timbul menambahkan bahwa setelah berhasil menyelamatkan dan melepasliarkan penyu belimbing tersebut, personel BBKSDA NTT melakukan sosialiasi kepada masyarakat nelayan setempat terkait dengan penting perlindungan terhadap Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) yang dilindungi oleh Undang-undang.
Penyu belimbing adalah termasuk jenis penyu yang dilindungi, sehingga jika nelayan atau siapa saja melakukan perburuan akan langsung ditangkap. Timbul juga mengimbau masyarakat nelayan berhati-hati di daerah pendaratan penyu dan menangkap ikan menggunakan alat ramah lingkungan.
Dia tak lupa memuji masyarakat setempat yang melaporkan penyu terjerat jaring itu. Menurutnya, masyarakat di daerah itu sudah paham betul akan aturan untuk menjaga hewan-hewan yang langka dan dilindungi. "Kita perlu jaga dan rawat bersama lingkungan kita agar tetap ada mamalia yang langka tersebut sebab di daerah lain di Indonesia ini sudah sangat susah menemukannya," ujar Timbul.