Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Dosen Telkom University Kembangkan Alat Pembakar Sampah Tanpa Polusi Asap

Insinerator itu bisa menghanguskan 100 kilogram sampah dedaunan menjadi abu dalam waktu 5 menit.

27 Oktober 2021 | 05.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Dosen Fakultas Rekayasa Industri Telkom University (Tel-U) di Bandung, Rosad Ma'ali, mengembangkan alat pembakar sampah tanpa polusi asap. Dia juga merancang mesin itu untuk mendaur ulang sampah plastik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pembuatan alat pembakar sampah itu karena dia melihat banyak sampah organik dari dedaunan rontok di lingkungan kampus yang berada di daerah Bojongsoang, Kabupaten Bandung, itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rosad lalu merancang sebuah mesin yang berfungsi ganda, yaitu pertama, menjadi alat pengolah sampah dedaunan secara efisien. “Dengan cara dibakar namun tetap ramah lingkungan,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Senin, 25 Oktober 2021.

Insinerator itu, menurutnya, bisa menghanguskan 100 kilogram sampah dedaunan menjadi abu dalam waktu 5 menit. “Hasilnya berupa abu seberat 50 kilogram,” kata Rosad.

Limbah pembakaran itu diproyeksikan untuk bahan campuran batu paving block atau batako. Dari hasil kalkulasinya, untuk menghasilkan 80 batu buatan itu, diperlukan 1 sak semen dan 1/3 kubik pasir.

Adapun jika campuran itu ditambah 1/3 kubik abu hasil pembakaran dedaunan, “Dapat menghasilkan 110 buah batako atau paving block,” katanya.

Selain itu pada bagian atas alatnya, bisa dipakai untuk mengolah sampah plastik menjadi biji plastik atau peralatan berbahan plastik. Prosesnya menggunakan panas dari pembakaran sampah dedaunan di dalam reaktor alat.

Meskipun alat utamanya sudah jadi, dia masih perlu mengembangkan teknologinya untuk mengatasi polusi yang dihasilkan dari pembakaran sampah. Pada penelitian tahap kedua sekarang, rencananya asap panas dari reaktor akan dialirkan melalui pipa dan didinginkan di kolam, lalu diteruskan ke sebuah tabung berisi air.

Tujuannya untuk menahan partikel-partikel hasil pembakaran sehingga mengurangi polutan. “Setelah itu masuk ke dalam filter dan keluar dengan kualitas yang telah memenuhi baku mutu lingkungan,” ujar Rosad.

Baca:
Timbunan Sampah di Kota Padang Tak Terkelola Mencapai 62,8 ton

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus