Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang singa jantan bersaudara telah membuat rekor berenang terjauh yang pernah tercatat untuk spesiesnya. Keduanya telah berenang menyeberangi Kanal Kazinga di Taman Nasional Ratu Elizabeth, Uganda, sejauh sekitar 1,5 kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jarak sejauh itu setara berenang di olahraga triathlon. Perjuangan kedua singa terekam melalui kamera termal yang ada di drone.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari rekaman yang ada diketahui pula kalau dua singa bersaudara itu sempat berenang balik ke tepian beberapa kali. Gara-garanya bertemu kawanan kudanil atau buaya--yang juga bisa terlihat jelas dalam rekaman video.
Rekor yang ditorehkan semakin dalam karena satu dari dua singa itu, yang bernama Jacob, hanya mempunyai tiga kaki. Satu kakinya buntung setelah dia berhasil diselamatkan dari jerat jebakan pemburu.
"Jacob memiliki jalan hidup yang amat sangat menantang," kata Alexander Braczkowski dari Griffith University, Australia.
Braczkowski menyebut Jacob sebagai singa Afrika yang paling kuat. Kucing dengan sembilan nyawa, katanya sambil merinci Jacob dikenal telah berulang kali lolos dari maut. Termasuk pernah tertusuk tanduk banteng, lolos dari jebakan racun pemburu yang menewaskan keluarganya, dan selamat dari perangkap logam pemburu.
Singa bernama Jacob yang memiliki tiga kaki di Taman Nasional Queen Elizabeth, Uganda. Cuplikan YouTube/ News Scientist
Rekaman video berenang saat malam didapat secara tak sengaja karena Braczkowski dan tim sebenarnya mengamati kedua singa itu untuk tujuan berbeda. Mereka hendak mencari tahu apakah saudara Jacob, Tibu, berperan mendukung saudaranya yang cacat itu dengan menyediakan makanan.
"Ikatan persaudaraan dari singa-singa ini ternyata jauh melampaui keterbatasan karena luka yang diderita semacam kehilangan kaki," kata Braczkowski.
Nekat Demi Bertemu Singa Betina
Seperti yang diungkap dalam hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Ecology and Evolution, dia dan timnya menduga Jacob dan Tibu nekat berenang menyeberangi kanal karena mendengar suara kawanan singa lain dari jarak sejauh 2 kilometer. Jarak lurus lebar kanal adalah 1,1 kilometer, tapi kedua singa diperkirakan berenang hampir 1,5 kilometer dengan memperhitungkan perubahan arah karena adanya arus.
Foto udara saat dua singa bernama Jacob and Tibu berenang menyeberangi kanal di Taman Nasional Queen Elizabeth, Uganda. Cuplikan YouTube/News Scientist
Braczkowski dan timnya menilai luar biasa kemampuan dan keberanian individual yang dimiliki Jacob dan Tibu. "Seorang manusia tidak akan pernah berenang menyeberangi kanal itu tengah malam, tapi seekor singa--bahkan yang kakinya buntung satu--melompat begitu saja."
Braczkowski mengatakan singa Taman Nasional Ratu Elizabeth mengalami tekanan yang semakin besar karena 60 ribu manusia juga berada di dalam kawasan yang sama. Masyarakat setempat hidup dengan cara beternak, berburu, dan kadang berladang.
"Singa-singa jantan di sini menghabiskan banyak waktunya untuk mencari betina yang baru karena sepanjang lima tahun terakhir populasi singa di taman nasional ini telah merosot hampir separuhnya, dari 72 menjadi 39," katanya.
Singa yang betina banyak berkurang karena mereka cenderung berada dalam kawanan besar. Jadi, Braczkowski menerangkan, ketika pemburu membuat jebakan dari bangkai yang dikasih racun, ada risiko yang semakin besar dari kematian lebih dari seekor singa sekaligus.
"Rasio singa jantan dan betina di taman nasional ini kini 2:1. Padahal seharusnya, dalam populasi yang sehat, ada dua singa betina untuk setiap seekor singa jantan."
Anggota tim peneliti, Duan Biggs dari Northern Arizona University, menilai butuh solusi jangka panjang untuk melindungi baik singa maupun manusia di dalam Taman Nasional Kazinga. Menurutnya, seekor singa yang satu kakinya buntung karena jerat pemburu yang kemudian harus berenang melewati sungai penuh buaya untuk menemukan singa betina adalah simbol dari rusaknya lanskap konservasi.
NEWSCIENTIST, ABC