Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Erupsi Gunung Berapi Pasca Lebaran 2025: Gunung Marapi dan Lewotobi Laki-laki

Pasca lebaran 2025, terjadi erupsi dua gunung berapi di Indonesia, yakni Gunung Marapi di Sumatera Barat dan Lewotobi Laki-laki di NTT.

8 April 2025 | 15.56 WIB

Erupsi Gunung Marapi yang terlihat dari Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, pada Rabu sore, 2 April 2025. Tempo/M. Faiz Zaki
Perbesar
Erupsi Gunung Marapi yang terlihat dari Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, pada Rabu sore, 2 April 2025. Tempo/M. Faiz Zaki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah perayaan Lebaran 2025, Indonesia kembali dihadapkan pada ancaman bencana alam dengan meningkatnya aktivitas vulkanik dari dua gunung api besar yakni Gunung Marapi di Sumatera Barat dan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Erupsi yang terjadi pasca-Lebaran ini telah memicu peningkatan kewaspadaan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gunung Marapi

Gunung Marapi, yang terletak di Provinsi Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan pada April 2025.

Setelah erupsi pertama pada 2 April dengan kolom abu setinggi 1.000 meter, letusan terbesar tercatat pada 3 April dengan kolom abu yang mencapai 1.500 meter di atas puncak. Letusan ini menjadi yang terbesar sejak Januari 2025, dan memicu peningkatan kewaspadaan di kawasan sekitar.

"Terjadi erupsi Gunung Marapi pukul 16.04 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak gunung," kata petugas Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi Teguh di Padang, Rabu, 2 April 2025, seperti dilansir dari Antara.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menjelaskan bahwa erupsi tersebut terjadi akibat dinamika pasokan fluida atau magma dari kedalaman tubuh Gunung Marapi.

“Erupsi ini merupakan bagian dari dinamika pasokan fluida atau magma dari kedalaman tubuh Gunung Marapi,” kata Wafid dalam keterangannya pada Jumat, 4 April 2025.

Tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik sudah terdeteksi sebelumnya melalui sejumlah gempa vulkanik yang terjadi pada akhir Maret hingga awal April 2025. Kolom abu yang teramati berwarna kelabu pekat dan tersebar ke arah timur, menunjukkan adanya tekanan gas yang besar di dalam tubuh gunung.

Status Gunung Marapi saat ini berada pada Level II atau Waspada, namun potensi letusan lebih besar masih ada. Masyarakat yang tinggal di sekitar lembah dan aliran sungai yang berhulu di puncak gunung diminta untuk tetap waspada terhadap potensi lahar, terutama saat hujan.

Selain itu, Badan Geologi juga mengimbau masyarakat agar tidak memasuki wilayah dalam radius 3 kilometer dari Kawah Verbeek, pusat aktivitas gunung ini, untuk menghindari dampak bahaya yang lebih besar.

Gunung Lewotobi Laki-laki

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, juga terjadi pasca Lebaran 2025.

Pada 6 April 2025, gunung ini meletus pada pukul 00.04 WITA, dengan semburan abu vulkanik yang mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak. Erupsi ini mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik gunung ini masih cukup tinggi setelah statusnya dinaikkan menjadi Level IV (Awas) pada Maret 2025.

Sebelumnya, pada Maret 2025, kolom erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat mencapai 1.000 hingga 2.500 meter. Suara ledakan keras dari erupsi bahkan terdengar hingga ke Larantuka dan Maumere, yang semakin menambah kekhawatiran masyarakat. Peningkatan aktivitas seismik, termasuk banyaknya gempa letusan dan gempa vulkanik, menunjukkan adanya pergerakan magma yang kuat menuju permukaan.

Erupsi pada Maret lalu berdampak besar pada kehidupan warga sekitar. Tujuh desa di Kecamatan Ilebura dan Wulanggitang, seperti Riangrita, Lewotobi, dan Lewoawan, terdampak hujan abu dan kerikil, menyebabkan gangguan bagi masyarakat.

Pemerintah daerah setempat sudah menutup jalur pendakian ke gunung tersebut, dan mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius 7 hingga 8 kilometer dari pusat erupsi.

Sebagai langkah mitigasi, pemerintah daerah bersama Badan Geologi dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) terus memantau aktivitas vulkanik kedua gunung tersebut. Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana, khususnya yang berada di lembah atau dekat sungai yang berhulu di puncak gunung, diminta untuk selalu waspada terhadap potensi bencana lahar hujan, terutama selama musim hujan.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk mematuhi instruksi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi dan BPBD setempat, serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Mengingat bahwa erupsi bisa terjadi sewaktu-waktu, kewaspadaan terhadap informasi resmi sangat penting untuk menjaga keselamatan.

Fachri Hamzah dan Dani Aswara turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus