Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Makan sahur pertama Ramadan 1446 H disambut oleh erupsi Gunung Semeru. Erupsi tepatnya terjadi pada Sabtu dinihari, 1 Maret 2025, pukul 01:17 WIB. Tinggi kolom abu vulkanik teramati kurang lebih 1.000 meter di atas puncak (4.676 meter di atas permukaan laut).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru Ghufron Alwi mengatakan kolom abu teramati putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Dalam laporan yan dibuatnya, Ghufron menyebutkan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan informasi yang dihimpun TEMPO, hingga Sabtu siang ini, gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini tercatat mengalami erupsi sebanyak lima kali. Namun, tingkat aktivitas Gunung Semeru masih tetap Level II atau Waspada.
Hasil pengamatan kegempaan yang dilaporkan Pos PGA Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, menyebutkan adanya sejumlah kegempaan yang terekam dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu dinihari tadi.
Kegempaan tersebut antara lain 53 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-23 mm, dan lama gempa 49-165 detik. Kemudian 10 kali gempa embusan dengan amplitudo 3-8 mm dan lama gempa 35-76 detik. Tercatat juga 2 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 18-20 mm, S-P 1,28-2,00 detik dan lama gempa 5-19 detik.
Seismograf juga mencatat sekali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 30 mm, S-P 5 detik dan lama gempa 45 detik. Kemudian delapan kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 6-34 mm, S-P 12-43 detik, dan lama gempa 35-83 detik.
Pada tingkat status waspada atau level II ini, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, mengeluarkan rekomendasi antara lain tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
PVMBG juga merekomendasikan untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.