Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Perumahan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyiapkan 47 bangunan berkonsep hijau yang bakal dibangun di Ibu Kota Nusantara. Rencananya gedung pencakar langit di kota seluas 256.100 hektare tersebut bakal dihuni oleh para aparatur sipil negara (ASN) dengan metode ramah lingkungan.
“Hunian ini didesain dengan konsep bangunan hijau dan tentunya sudah dilengkapi dengan fasilitas meubelair atau perabotan lengkap di dalamnya agar para aparatur sipil negara (ASN) bisa tinggal dengan nyaman,” kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto seperti dikutip dari Antara pada Sabtu, 2 Maret 2024. “Jadi ASN tinggal masuk membawa pakaian dan peralatan seperlunya.”
Konsep bangunan hijau yang dimaksud Iwan adalah gedung yang memiliki teknologi untuk mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. Kata dia, masing-masing tower dibangun setinggi 12 lantai. Pada tiap-tiap lantai 1 dan 2 bakal dimanfaatkan untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum. Di antaranya ruang bersama, toko, tempat kebugaran, ruang publik, dan sebagainya
Adapun lantai 3 hingga 12 bakal dimanfaatkan sebagai hunian. Iwan memproyeksikan, 47 menara itu akan memiliki 2.820 unit. “Para ASN-Hankam (pertahanan dan keamanan) yang nanti bertugas di IKN akan dapat tinggal di unit hunian masing-masing seluas 98 meter persegi,” ucap Iwan.
Pada setiap tower juga dilengkapi akses tangga dan lift darurat, panel surya di bagian rooftop, serta smart home system. “Sedangkan setiap unit hunian sudah dilengkapi ruang keluarga, meja kerja, balkon, ruang makan, dapur, ruang laundry, kamar tidur utama, 2 kamar tidur anak, dan 2 kamar mandi.”
Pemerintah pun bakal menerapkan sistem kontrol listrik, sistem kontrol gas, sistem air bersih, dan sistem penghematan energi. Masing-masing gedung juga bakal dilengkapi sistem keamanan. Mulai dari sistem keamanan parkir kendaraan, panic button, access control, sistem closed-circuit television (CCTV), sistem darurat untuk kebakaran, hingga sistem evakuasi berbasis suara.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini